Menu

Awas! Hipertensi Sebabkan Disfungsi Erekfsi pada Pria, Jika Tak Segera Ditangani Bisa Pengaruhi Keharmonisan Rumah Tangga Nih Moms

28 September 2021 15:30 WIB

Ilustrasi pasangan suami istri yang bertengkar (irishtimes.com/Edited by Herstory)

HerStory, Jakarta —

Darah tinggi atau hipertensi jadi salah satu masalah kesehatan yang banyak diderita masyarakat di seluruh dunia. Hipertensi sering disebut sebagai sillent killer karena bisa memicu penyakit kronis mematikan, seperti jantung dan stroke. Hal itu disebabkan karena banyak penderita hipertensi yang tak menyadari bahwa tekanan darah dalam tubuhnya melempaui batas normal.

Selain penyakit jantung, rupanya hipertensi juga bisa sebabkan disfungsi ereksi pada pria lho. Jika ini terjadi dan tak ditangani dengan serius, tentu bisa mempengaruhi keharmonisan dalam rumah tangga.

Disfungsi ereksi adalah salah satu keluhan umum pada pria dengan hipertensi. Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi kronis yang sangat umum pada pria dewasa karena faktor-faktor seperti merokok, konsumsi alkohol, diet yang tak sehat, stres dan kurang olahraga.

Dilansir dari Boldsky (28/9/2021) menurut definisi National Institute of Health, disfungsi ereksi adalah ketidakmampuan terus-menerus seseorang untuk mempertahankan kekakuan penis yang diperlukan untuk mencapai kepuasan seksual. Disfungsi ereksi sangat mempengaruhi kesehatan secara keseluruhan dari seks yang aktif secara seksual.

Ketika kedua kondisi disfungsi ereksi dan hipertensi terjadi pada seseorang, mereka menyebabkan pengaruh besar pada kualitas hidup pria dan juga pasangannya. Sebelum memahami hubungan antara disfungsi ereksi dan hipertensi, perlu memahami terlebih dahulu mekanisme ereksi.

Ereksi terjadi saat saraf sensorik menyampaikan pesan rangsangan ke otak untuk merangsang penis. Setelah menerima pesan, otak memberi sinyal pada otot-otot corpora cavernosa (jaringan ereksi penis) untuk rileks, sehingga memungkinkan aliran darah.

Ketika darah mulai mengalir ke ruang terbuka penis, itu menciptakan tekanan, membuatnya melebar dan membuat ereksi. Selaput di sekitar corpora cavernosa membantu menahan darah dan mempertahankan ereksi lebih lama. Ereksi hilang ketika otot-otot penis berkontraksi dan menghentikan aliran darah ke dalam dan membuka saluran untuk mengeluarkan darah.

Bagaimana Hubungannya Disfungsi Ereksi dan Hipertensi?

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa sekitar 30 persen pria dengan hipertensi sering mengeluh tentang disfungsi ereksi. Juga, pada tahun 2025, para ahli memperkirakan bahwa sekitar 322 juta pria mungkin menderita disfungsi ereksi.

Kedua kondisi tersebut dianggap sebagai penyakit yang saling terkait erat terutama karena faktor-faktor seperti disfungsi seluler, penggunaan obat antihipertensi atau keduanya.

1. Disfungsi seluler

Seperti disebutkan di atas, jaringan penis adalah jaringan yang memungkinkan aliran darah dan mempertahankan homeostasis untuk mempertahankan ereksi.

Hipertensi dapat merombak pembuluh darah dan membuatnya lemah, menyempit atau bocor. Karena penis juga merupakan organ vaskular yang ditandai dengan aliran darah tinggi, tekanan darah tinggi dapat menurunkan serat elastisnya, meningkatkan deposisi kolagen yang dapat menyebabkan pembekuan dan menipiskan tunika albuginea yang merupakan selubung fibrosa yang membantu ereksi.

Karena perubahan aliran darah pada penderita hipertensi, aliran darah penis juga terpengaruh, menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah dan mengurangi suplai ke penis, sehingga menyebabkan disfungsi ereksi.

2. Obat antihipertensi

Karena hipertensi adalah kondisi kronis, obat perlu dikonsumsi seumur hidup bersama dengan perubahan gaya hidup yang vital. Beberapa obat yang digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi termasuk diuretik, vasodilator langsung, agen simpatoplegia, antagonis dan inhibitor tertentu.

Di antara mereka, beberapa obat antihipertensi lini pertama seperti beta-blocker dan diuretik dapat menyebabkan disfungsi ereksi sebagai efek samping yang umum. Beta-blocker diketahui mengurangi tekanan darah dengan mengurangi curah jantung sementara diuretik mengurangi simpanan natrium tubuh yang pada gilirannya, mengurangi volume darah total dan kemudian, curah jantung.

Meskipun obat-obatan ini menunjukkan efek positif pada hipertensi, mereka dapat sangat mempengaruhi saraf, hormon dan sirkulasi darah penis, yang menyebabkan disfungsi ereksi. Namun, tak semua obat ini menyebabkan disfungsi ereksi.