Menu

4 Bahaya yang Mengancam Kesehatan Jika Nekat Melakukan Self-Diagnosis

14 Oktober 2021 11:35 WIB

Ilustrasi self-diagnose. (Freepik/wavebreakmedia)

HerStory, Sukabumi —

Seiring dengan kemajuan teknologi tentunya memberikan kita banyak kemudahan salah satunya dengan memperoleh banyak informasi kesehatan melalui internet. 

Namun bukan berarti Beauty bisa untuk mendiagnosis kesehatan diri hanya bermodalkan informasi dari internet. 

Semakin banyaknya informasi soal kesehatan yang mudah untuk diakses, tentunya tak menutup kemungkinan adanya peluang melakukan self-diagnose atau mendiagnosis sendiri. 

Terlebih jika informasi yang didapatkan sesuai dengan keluhan yang dirasa. Alhasil, tanpa ragu informasi tersebut ditelan mentah-mentah begitu saja tanpa melakukan konsultasi lebih lanjut bersama tenaga medis profesional. 

Padahal, diagnosis hanya boleh ditetapkan oleh tenaga medis profesional yang tentunya bukanlah hal yang mudah. 

Penting untuk diingat, bahwasannya self-diagnose bisa berujung fatal bagi kesehatan. Sebagaimana dilansir dari berbagai sumber (14/10/2021), berikut beberapa bahaya nyata self-diagnose.

1. Diagnosis Tak Tepat

Diagnosis sejatinya hanya boleh ditetapkan oleh dokter karena diperlukan sejumlah pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui masalah kesehatan yang ada. Lantaran, beberapa kondisi medis memiliki gejala yang serupa. 

Contohnya, dada yang tiba-tiba berdebar hebat apalagi dalam kondisi tertentu kemudian melakukan self diagnose kalau ia mengalami gangguan kecemasan. Padahal, bisa jadi gejala tersebut bukanlah gangguan mental melainkan penyakit fisik seperti penyakit jantung. 

2. Kondisi Medis Serius yang Tak Tertangani

Gangguan mental yang dialami bisa juga berasal dari masalah kesehatan fisik yang tak disadari. Seperti, mendiagnosis adanya gangguan psikologis berupa mudah cemas dan panik padahal ada tumor otak yang mempengaruhi untuk mengatur emosi dan kepribadian.

3. Penanganan yang Salah

Diagnosis yang tak dilakukan oleh tenaga medis ahli tentunya berpeluang tinggi adanya kekeliruan. Akibatnya, penanganan yang diberikan pun pasti salah. Karena hanya bermodalkan informasi yang digali secara mandiri bukan melalui pemeriksaan medis. 

Sebagai contoh, mengonsumsi obat-obatan tanpa menggunakan resep dokter yang tak menutup kemungkinan bisa menimbulkan efek samping. 

Selain itu, jika melakukan self diagnose mengalami gangguan mental tertentu, jika tak segera melakukan konsultasi bersama ahli kejiwaan justru dapat memperburuk kondisi kejiwaan. 

4. Risiko Masalah Kesehatan Meningkat

Lantaran nekat melakukan self diagnose tanpa melakukan pemeriksaan lebih lanjut, hal tersebut berpeluang meningkatkan risiko masalah kesehatan lebih parah bahkan komplikasi. 

Self diagnose tak menuntun kesehatan menjadi lebih baik. Justru meningkatkan risiko lebih parah karena diagnosis dan penangan yang tepat.

Misalnya, mendiagnosis mengalami depresi karena insomnia yang berkelanjutan tanpa berkonsultasi ke dokter justru bisa berisiko mengalami depresi tersebut yang sebelumnya ini tak ada.

Melihat dampak yang ditimbulkan tak bisa dianggap sepele, dengan begitu bijaklah dalam menerima infromasi kesehatan yang ada. 

Informasi kesehatan yang disajikan tentunya bertujuan memberikan manfaat bagi para pembacanya bukan menimbulkan kekhawatiran berlebih. 

Jika mengalami gejala yang serupa sebagaimana dari informasi yang didapat, segera melakukan konsultasi ke ahli medis terkait agar penanganan yang diberikan pun tepat. 

Semoga bermanfaat, Beauty!