Menu

Mengenal Sleep Training, Cara Anak Tidur Sendiri Tanpa Drama

07 Desember 2021 12:35 WIB

Ilustrasi bayi sedang tertidur. (Unsplash/Gigin Khrisnan)

HerStory, Bogor —

Moms, apakah si kecil kerap mengalami masalah pada tidurnya, seperti kerap terbangun di tengah malam atau malah begadang hingga pagi?

Masalah anak tak kunjung tidur tentu jadi tantangan tersendiri bagi para orang tua ya, Moms. Terutama bagi seorang ibu yang memiliki banyak pekerjaan di siang hari dan harus menenangkan si kecil yang tantrum saat hendak tidur, itu tentu melelahkan.

Terkait hal itu, Dokter Anak yang juga ahli tumbuh kembang, Prof. Dr. dr. Rini Sekartini, SP. A (K)., menekankan bahwa siklus tidur anak mempunyai keterkaitan dengan hormon tubuh lho Moms. Hormon pertumbuhan atau growth hormone ini disekresi pada awal periode tidur lelap dan dihambat selama tidur REM (Rapid Eye Movement), yang berhubungan dengan mimpi.

Nah, jika anak mengalami gangguan tidur, jelas dapat mengganggu pertumbuhan anak termasuk perkembangan otaknya, Moms. Karenanya, sangat penting bagi kita sebagai orang tua untuk mengetahui penyebabnya.

“Yang pertama harus dilihat, apakah anak masalah kesehatan atau penyakit. Beberapa penyakit yang dapat dialami anak seperti alergi seperti bersin-bersin atau gatal, sehingga saat tidur, anak akan terbangun. Lalu bayi yang sering pilek atau batuk-batuk saat malam hari dapat mengganggu tidurnya. Atau apakah si anak memiliki gangguan percernaan. Kalau malam itu akan terasa, tapi kalau saat dia bermain pada siang hari, penyakit itu tak terasa. Jadi pastikan dulu anak tidak sakit, kalau sakit tentunya harus ditangani dulu penyakitnya,” papar Prof. Rini, saat webinar ‘Meet The Professors’ dalam rangka edisi #TentangAnakNomor1, sebagaimana dipantau HerStorybelum lama ini.

Selain karena sakit, menurut Prof. Rini, bisa jadi faktor si kecil sulit tidur karena suhu kamar yang panas atau bahkan terlalu dingin. Selain itu, bisa juga karena kondisi kamar yang terlalu bising atau ribut saat dia hendak tidur. Hal tersebut dapat menyebabkan gangguan tidur, termasuk adanya media elektronik seperti TV di kamar.

“Jadi, peringatan buat orang tua, sebaiknya gak meletakkan TV di kamar. Jauhkan segala aktivitas menonton atau screentime sebelum tidur. Mendengarkan musik boleh, asal gak melihat tontonan visual. Dan ingat, harusnya bedtime itu, baik weekday atau weekend itu sama, harus jam 8 malam. Atau paling telat jam 9 malam,” imbuh Prof. Rini.

Lebih jauh, Prof. Rini memaparkan bahwa salah satu cara untuk mengatasi masalah tidur pada anak adalah dengan menerapkan sleep training.

Kata dia, sleep training merupakan metode intervensi perilaku untuk penanganan gangguan tidur. Adapun, kata Prof. Rini, tujuan sleep training ini antara lain untuk mengembangkan kemampuan dan kemandirian anak dalam menginisiasi tidur.

“Metode sleep training ini efektif dalam memperbaiki kondisi tidur anak, menurunkan angka gangguan tidur anak, dan menurunkan tingkat stress pada orang tua. Metode ini tak berbahaya dan tak berdampak negatif pada anak,” beber Prof. Rini.

Lantas, seperti apa metode sleep training tersebut? Dipaparkan Prof. Rini, sleep training ini terdiri dari 4 metode. Adapun, yang pertama adalah metode Extinction (cry-it-out), dimana anak dibiarkan tertidur hingga keesokan harinya tanpa pengecekan berkala di malam hari, termasuk dengan mengabaikan tangisannya apabila anak terbangun (kecuali jika anak sakit).

Yang kedua, adalah Graduated Extinction (Controlled Crying). Dalam metode sleep training ini, kata Prof. Rini, anak dibiarkan tertidur dan dilakukan pengecekan berkala setiap batas waktu tertentu. Jika anak menangis, hiburlah dengan sedikit sentuhan dan sedikit suara.

Selanjutnya, adalah Faded Bedtime, yakni menunda waktu tidur anak pada suatu malam, lalu majukan waktu tidur anak secara bertahap pada malam-malam berikutnya hingga sesuai dengan target waktu tidur anak.

Dan keempat adalah Scheduled Awakenings. Dalam menerapkan metode ini, orang tua perlu mencatat pola waktu terbangunanak di malam hari, lalu malam berikutnya anak dibangunkan (dengan sedikit sentuhan) 15-30 menit sebelum waktu anak biasa terbangun hingga anak kembali tertidur.

“Jadi, pentingnya sleep training itu yakni untuk pembentukan kebiasaan tidur yang baik, tidur yang sehat dan cukup untuk mendukung tumbuh kembang anak. Tak hanya itu, sleep training pun penting dalam perkembangan ‘fungsi eksekutif’ anak’ atau pengaturan mandiri dalam membentuk persepsi, emosi dan tindakan,” jelas Prof. Rini.

Prof. Rini pun melanjutkan, sleep training ini tak hanya penting untuk kemampuan tidur anak secara mandiri, tetapi juga untuk aktivitas lainnya yang membutuhkan pengaturan kognitif dan perilaku anak.

Yang penting, kata dia, orang tua jangan lupa juga prinsip dasar dari tidur sehat untuk anak, seperti atur waktu tidur dan kebiasaan tidur anak secara rutin, samakan waktu tidur dan bangun tidur anak pada hari sekolah dan hari libur, dan hindari aktivitas yang memerlukan banyak energi sebelum tidur (bermain, menonton TV).

“Gak cuma itu, sebaiknya hindari anak mengonsumsi kafein seperti soda, kopi, teh, coklat sebelum tidur, lalu hindari tidur dalam keadaan lapar. Anak hanya boleh konsumsi makanan ringan seperti susu atau biscuit. Dan terakhir, pastikan kamar tidur anak nyaman, tenang, dan hindari meletakkan TV pada kamar anak,” tuntas Prof. Rini.

Nah, semoga informasinya bermanfaat ya Moms!