Menu

5 Gangguan Mental Berujung Depresi, Bisa Memicu Bunuh Diri

10 Desember 2021 15:40 WIB

Ilustrasi seorang wanita yang sedang mengalami depresi/gangguan jiwa.(Unsplash/Edited by HerStory)

HerStory, Medan —

Depresi merupakan salah satu gangguan mental yang kerap terjadi sayangnya sering diabaikan. Kondisi ini biasanya ditandai dengan perasaan sedih berlebihan yang terus menerus dirasakan.

Beberapa gangguan mental menyebabkan seseorang merasa depresi hingga berujung bunuh diri. Herstory sudah merangkum beberapa gangguan mental yang dapat memicu depresi.

1. Bipolar

Depresi kerap menyerang penderita bipolar. Kondisi ini mengalami tiga gejala yang terjadi secara bergantian yaitu mania, hipomania, dan depresi.

Mania dan hipomania adalah kebalikan dari depresi. Kondisi ini ditandai dengan penderitanya yang bersemangat dalam melakukan hal apapun tanpa memikirkan risiko. 

2. Gangguan persisten atau dysthymia

Depresi ini menyerang seseorang yang mengalami masalah jangka panjang dalam mengatur suasana hati. Penderita biasanya kehilangan minat untuk melakukan aktivitas.

Tanda lainnya adalah sulit produktif, mudah menyerah, serta merasa rendah dan tidak memiliki kemampuan di bidang apapun. Semuanya terjadi hingga bertahun-tahun dan mengganggu hubungan antar teman, pasangan, serta keluarga.

Penderita biasanya tampak selalu muram, suka mengeluh, dan merasa gak tenang.

3. Depresi premenstrual

Premenstrual dysphoric disorder atau PDD adalah depresi dengan gejala yang mirip dengan PMS (sindrom sebelum haid). Namun, kondisinya lebih serius, seperti merasa cemas hingga tiga minggu dan berakhir dua hari usai waktu datang bulan.

Penyebabnya sendiri belum diketahui pasti. Namun, beberapa studi mengatakan bahwa depresi jenis ini memiliki keterkaitan dengan perubahan hormon. Masa itu membuat wanita menjadi lebih sensitif dari biasanya.

4. Depresi perinatal

Perinatal merupakan jenis depresi yang dialami oleh ibu hamil atau pasca melahirkan. Kondisi seperti ini akan ditandai perasaan sedih, cemas berlebih, dan mudah lelah yang dapat mengganggu aktivitas harian, termasuk merawat diri dan anak. 

Gejala ini terjadi lebih dari 2 minggu, sehingga berbeda dengan baby blue yang hanya menyerang kurang dari waktu tersebut. Depresi perinatal bahkan bisa menjadi lebih parah.

5. Depresi psikotik

Jenis ini membuat penderitanya mengalami agitasi psikomotor, seperti gak bisa diam, lamban dalam berpikir, dan sulit merasa tenang. Tak hanya itu, depresi psikotik dibarengi dengan delusi serta halusinasi.

Delusi merupakan rasa yakin yang gak didasarkan oleh kenyataan, sedangkan halusinasi adalah melihat atau mendengar sesuatu yang sebetulnya gak ada. Penyebab depresi psikotik biasanya disebabkan karena peristiwa traumatik.