Menu

PTM 100 Persen Siap Dibuka, Dokter Anak Imbau Hal Ini untuk Orang Tua dan Sekolah, Catat!

21 Januari 2022 10:13 WIB

Dokter Spesialis Anak, dr. Lucia Nauli Simbolon M.Sc, Sp.A. (Instagram/@lucianauli)

HerStory, Bogor —

Kasus Covid-19 varian Omicron saat ini terus mengalami peningkatan. Di sisi lain, siswa sekolah dikenakan kewajiban mengikuti Pembelajaran Tatap Muka (PTM) kapasitas 100 persen. Bagi para orang tua yang anaknya sudah mulai PTM ini tentunya hal ini menimbulkan kekhawatiran tersendiri.

Terkait hal itu, menurut Dokter Spesialis Anak, dr. Lucia Nauli Simbolon M.Sc, Sp.A., ada sejumlah hal yang harus dilakukan orang tua dalam mempersiapkan anak untuk kembali sekolah offline. Salah satu diantaranya adalah memastikan anak sudah mendapatkan vaksin Covid-19.

Tapi kata dr. Lucia, bukan hanya vaksin Covid-19 yang harus diperhatikan, orang tua juga harus memerhatikan kelengkapan vaksin anak lainnya. 

“Yang pasti, vaksinasi anak ini harus dilengkapi terlebih dahulu. Tapi, vaksinasi lainnya juga hrus dilengkapi, karena sama pentingnya dengan vaksin Covid-19. Jadwal vaksinasi rutin jangan dilewatkan. Kemudian, pastikan juga anak tidak ada komorbid, seperti keganasan, obesitas, kelainan ginjal, jika perlu lebih baik konsul ke dokter dulu ,” papar dr. Lucia, saat sesi Webinar Ruang Keluarga SoKlin Antisep yang bertajuk “PTM di Tengah Kasus Omicron yang Beranjak Naik, Bagaimana Orang Tua Menyikapinya”, sebagaimana dipantau HerStoryKamis (20/1/2022).

Selain itu, sambung dr. Lucia, orang tua pun harus memastikan anak memahami prokes seperti memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan. Dan dalam implementasi PTM-nya sendiri, baik guru, petugas sekolah beserta keluarganya juga harus sudah mendapat vaksinasi Covid-19.

Yang tak kalah penting, lanjut dr. Lucia, orang tua juga harus lebih giat mengajarkan anak soal menerapkan etika batuk dan bersin, tidak bertukar alat minum atau peralatan pribadi sampai melatih anak untuk tidak memegang mata, hidung, mulut tanpa mencuci tangan sampai bersih terlebih dahulu.

“Gak cuma saat berangkat ke sekolah, orang tua harus memantau kesehatan anak sehari-hari. Seperti, dilihat apakah anak mengalami penambahan berat badan yang signifikan, latih anak untuk aktivitas fisik 1 jam setiap hari. Anak-anak banyak di rumah selama ini jadi malas gerak, dimotivasi anaknya untuk bergerak. Bisa main sepeda, naik turun tangga, jalan kaki di rumah,” tuturnya.

Lebih lanjut, dr. Lucia juga mengingatkan orang tua akan pentingnya menjaga kesehatan anak, dengan cara menjaga gaya hidup aktif anak, seperti mengajaknya olah raga minimal 1 jam sehari.Gak cuma itu, dr. Lucia mengingatkan orang tua untuk bisa membatasi waktu bermain gawai (screen time) pada anak.

Tak berhenti di situ, dr. Lucia juga mendorong orang tua memerhatikan risiko stress pada anak dan menjaga asupan nutrisi anak, seperti menyajikan pola makan dengan komposisi yang tepat dari segi jumlah, jenis, frekuensi.

“Orang tua juga harus memastikan anak cukup tidur, mengonsumsi makanan bergizi dan seimbang, hingga mengingatkan anak untuk rajin minum dan memanfaatkan energinya secara tepat,” tandasnya.

Dr. Lucia melanjutkan, faktor lain yang perlu diperhatikan jelang PTM ini tentu adalah kesiapan sekolah. Sekolah, kata dia, wajib menjaga prokes, dan kesiapannya bukan cuma soal wastafel atau ruang kelas. Tapi kesiapan mental guru-guru menghadapi anak yang ricuh dan tidak mengikuti protokol kesehatan.

“Juga tidak kalah penting, pastikan semua sarana dan prasarana sekolah siap. Sekolah juga harus memastikan sirkulasi udara terjaga, pastikan juga baik murid maupun guru tidak makan bersamaan, serta mengaktifkan sistem pernapisan aktif per harinya untuk anak, guru, petugas sekolah dan keluarganya yang memiliki gejala suspek Covid-19,” pungkas dr. Lucia.