Menu

Kisah Cintanya Melulu, Ini Karya Bung Karno yang Harus Kamu Ketahui!

17 Juli 2020 19:00 WIB

Ilustrasi Bung Karno (Pinterest/Edited by Herstory)

HerStory, Jakarta —

Sosok presiden pertama di Indonesia memang mulai pedas dikritik apalagi mengingat bagaimana peran Soekarno sebenarnya dalam kerja paksa yang ada di Indonesia. Sejarah mulai banyak dikulik, tapi kebanyakan untuk membongkar keburukan seseorang.

Enggak heran, sih. Apalagi di Indonesia kabar-kabar yang punya sensasi lebih diminati oleh masyarakat, pasarnya bakal terus begini sampai masyarakat sendiri yang berubah, Beauty.

Pengasingan selama 4 tahun dari tahun 1939 sampai tahun 1942 yang terjadi pada Ir.Soekarno ternyata membuatnya nggak habis untuk berkarya, lho!

Inilah karya menarik dari Ir.Soekarno selain urusan percintaannya!

1. Kelompok Teater Monte Carlo

Rumah ini menyimpan berbagai benda dan dokumentasi yang berkaitan dengan jejak-jejak Bung Karno di Bumi Rafflesia. Bahkan ternyata, Bung Karno bersama kawan-kawan pergerakannya; AM Hanafi, Zahari Tani, dan Manaf Sofyan, pernah mendirikan kelompok teater bernama Monte Carlo.

Karya sandiwara yang sempat dipentaskan oleh perkumpulan ini adalah Dr Sjaitan, Rainbow (Poetri Kentjana Boelan), Chungking Djakarta, Koetkoetbi, Si Ketjil (Klein “Duimpje”) dan Hantoe Goenoeng Boengkoek.

Drama Dr Sjaitan dan Rainbow (Poetri Kentjana Boelan) adalah pementasan yang paling disukai masyarakat Bengkulu pada waktu itu. Konon, tujuan Bung Karno mendirikan perkumpulan itu untuk menyatukan para pemuda. Ia memasukkan nilai-nilai sosial dan nasionalisme dalam setiap naskah drama yang ditulisnya, lho.

2. Masjid Karya Soekarno

Gak heran, sih, mengingat beliau adalah insinyur yang punya jiwa seni tinggi, jelas ia berhasil memoles sejumlah bangunan, salah satunya Masjid Jami di Jalan Soeprapto, Kota Bengkulu. Masjid itu semula adalah tempat belajar anak-anak selain di madrasah. 

Tapi, karena kondisi masjid ketika itu memprihatinkan, Bung Karno memutuskan untuk merekonstruksi masjid yang dulunya berbahan kayu dan beratap rumbia itu. Bung Karno membuat atap masjid dibuat berbentuk limas dengan tiga lapisan sebagai simbol Iman, Islam, dan Ihsan.

3. Rumah Rancangan Soekarno

Beberapa rumah tinggal rancangan Bung Karno di Bengkulu masih berdiri dan ditempati sampai saat ini, lho! Masa pengasingan dulu tampaknya bukan akhir bagi seorang Bung Karno dalam menghasilkan berbagai karya.

4. Sumur di Rumah Pengasingan

Konon katanya, saat di rumah pengasingan, tepatnya di bagian belakang rumah, terdapat sebuah sumur air. Menurut kepercayaan yang berkembang, kalau kita mandi, cuci muka atau berwudhu dengan air di sumur itu, yang melakukannya bakal jadi orang besar.

5. Syair Soekarno kepada Fatmawati

Pada rumah yang terletak di Jl Fatmawati No 10 yang sudah menjadi museum, tapi pemerintah seperti kurang niat buat menjaganya ini, ada koleksi peninggalan Fatmawati yang berarti banget. Ada foto-foto Fatmawati dan Bung Karno, bahkan berbagai dokumentasi tulisan. Di sini juga ada beberapa  koleksi baju dan aksesoris milik Fatmawati.

Ketika muda, Fatmawati yang merupakan kembang desa, lho.Menurut silsilah dan kisah yang dipajang di rumah itu, Fatmawati adalah anak dari seorang tokoh Muhammadiyah di Bengkulu. Usianya terpaut 22 tahun dari Bung Karno. Ia dan Bung Karno menikah pada Juni 1943, setelah Bung Karno dinyatakan bebas.

Bung Karno suka mengirimkan surat pada Fatmawati yang isinya seperti syair sajak yang bisa bikin wanita tertarik, sih.

“Semua orang, kecuali Soekarno, punya anak lelaki" begitu isi suratnya kepada Fatmawati.

“Engkau menjadi terang dimataku. Kau yang akan memungkinkan aku melanjutkan perdjuanganku yang maha dahsyat” kata Bung Karno dalam suratnya.

“Dari ribuan dara di dunia. Kumuliakan engkau sebagai dewiku. Kupuja dengan nyanyian mulia, kembang dan setanggi dupa hatiku” tulisnya untuk Fatmawati. Akhirnya, ia mendampingi Bung Karno menuju gerbang kemerdekaan. 

Karya seseorang itu abadi, setiap manusia pun punya kesalahan. Sekadar menyalahkan Soekarno atas yang terjadi dengan Indonesia hingga saat ini nggak sepenuhnya benar, kenapa sebagai masyarakat gak berusaha mengubah tatanan masyarakat dari komunitas terkecil dan mulai berkarya.

Nyinyir gak bikin kamu lebih hebat dari Ir. Soekarno!

Artikel Pilihan