Menu

Ingat! Ini Tanda-tanda Gula Darah Tinggi di Pagi Hari, Nomor 2 Sering Dianggap Enteng

22 Maret 2022 08:42 WIB

Ilustrasi mual. (Healthline/Edited by Herstory)

HerStory, Jakarta —

Diabetes tipe 2 adalah penyakit yang berkelanjutan. Ketika tak ditangani dengan serius, penyakit ini bisa mengancam nyawa karena meningkatkan risiko komplikasi kesehatan.

Diabetes merupakan kondisi di mana adanya disfungsi dalam cara tubuh memproses hormon insulin. Insulin memiliki banyak peran penting tetapi fungsi utamanya adalah mengatur gula darah, jenis gula utama yang ditemukan dalam darah. Produksi insulin yang buruk menimbulkan kadar gula darah yang tak teratur terutama di pagi hari.

Alaminya gula darah melonjak di pagi hari. Pergeseran kadar gula darah terjadi sebagai akibat dari perubahan hormonal dalam tubuh. Tubuh biasanya menggunakan insulin untuk mengatasi kenaikan gula darah ini. Namun tubuh penderita diabetes tak menghasilkan cukup insulin, atau takdapat menggunakan insulin dengan benar.

Akibatnya, penderita diabetes tipe 2 akan merasakan efek memiliki kadar gula yang tinggi dalam darah. Menurut Medical News Today, lima gejala utama untuk menandai peringatan lonjakan gula darah di pagi hari meliputi:

1. Pingsan

2. Mual

3. Penglihatan kabur

4. Disorientasi

5. Rasa haus yang ekstrim

Hal ini sering disebut sebagai fenomena fajar. Kondisi ini bisa menjadi masalah karena tubuh tak mampu secara alami memperbaiki perubahan insulin di malam hari. Ini sering membuat kadar glukosa darah tinggi secara konsisten di pagi hari.

Perkiraan menunjukkan bahwa fenomena fajar terjadi pada sekitar 50 persen orang yang memiliki diabetes tipe 2.

"Alasan utama mengapa setiap orang mengalami kadar gula darah yang sedikit lebih tinggi di pagi hari dikenal sebagai fenomena fajar. Untuk orang tanpa diabetes, kenaikan glukosa minimal, tetapi bagi mereka yang menderita diabetes, kadar glukosa darah tetap lebih tinggi dari biasanya," ujar ahli gizi Dr Sarah Brewer dikutip dari Express (22/3/2022).

Satu studi menemukan bahwa sekitar 55 persen penderita diabetes mengalami fenomena fajar, tetapi yang lain tidak menemukan prevalensi yang sama.

Fenomena fajar disebabkan oleh bioritme alami manusia di mana produksi hormon insulin (yang menurunkan glukosa) ditekan saat tidur, dan kadar hormon lain yang meningkatkan glukosa (hormon pertumbuhan, glukagon, dan kortisol) meningkat.