Menu

Awas! Bumil Rentan Alami Kutil Kelamin, Waspada Bisa Tertular ke Janin, Begini Kata Dokter Soal Pencegahan dan Pengobatannya

16 Juni 2022 14:26 WIB

Ilustrasi ibu hamil malas gerak. (Freepik/cookie_studio)

HerStory, Jakarta —

Moms, apakah kamu saat ini sedang hamil? Nah buat kamu Bumil, pastikan kamu selalu menjaga kesehatan sebaik mungkin, ya. Pasalnya, bila Bumil terserang penyakit, ada kemungkinan penyakit tersebut dapat memengaruhi kondisi janin atau bahkan menular ke janin. 

Nah, salah satu penyakit yang juga rentan menyerang Bumil ini salah satunya adalah kutil kelamin atau genital warts, Moms. Kutil kelamin adalah infeksi virus yang bisa didapatkan dari hubungan seksual. Penyakit ini lebih sering terjadi pada wanita, terutama pada yang belum pernah mendapatkan vaksinasi.

dr. Amelia Soebyanto, Sp.DV, Spesialis Kulit dan Kelamin (Dermato-venereologi) Klinik Pramudia, mengatakan bahwa jika wanita dalam hal ini para Bumil memiliki genital warts saat hamil, maka peningkatan kadar hormone dapat menyebabkan kutil menjadi lebih besar atau makin banyak. Meskipun jarang, para Bumil ini akan mengalami komplikasi.

“Komplikasi yang dapat terjadi akibat genital warts pada ibu hamil yakni kutil yang besar dapat menghalangi jalan lahir dan ibu akan disarankan untuk melahirkan melalui operasi Caesar. Lalu, virus HPV pun akan berpindah dari ibu ke bayi saat persalinan normal dan menyebabkan terbentuknya kutil di dalam saluran pernafasan bayi,” tutur dr. Amelia, dalam acara virtual media briefing dengan tema "Kupas Tuntas Genital Warts Pada Perempuan" bersama dengan Klinik Pramudia, sebagaimana dipantau HerStory, Rabu (15/6/2022).

dr. Amelia menuturkan penyakit kutil kelamin ini bisa dicegah, salah satunya dengan setia pada satu pasangan seksual dan juga menggunakan pelindung seperti kondom setiap kali berhubungan seks.

“Pemakaian kondom saat berhubungan seks juga bisa membantu, meski gak 100% melindungi dari terkenanya genital warts. Lalu, cara lainnya adalah tidak berhubungan seksual saat sedang menjalani pengobatan genital warts,” ujar dr. Amelia.

Selain hal tersebut, dr. Amelia juga mengatakan, vaksin HPV bisa menjadi salah satu usaha pencegahan yang diberikan setelah genital warts bersih melalui terapi pengobatan. Dan, terkait vaksin HPV ini, kata dr. Amelia, juga direkomendasikan untuk mulai diberikan pada anak usia 11 atau 12, atau bahkan di usia 9 tahun.

Lebih lanjut, dr. Ameliuan mengatakan, virus HPV dapat tinggal di kulit dan kutil dapat berkembang atau tidaknya di kemudian hari bergantung pada sistem imun tubuh.

“Beberapa faktor yang mempengaruhi kekambuhan genital warts, diantaranya sistem imun yang lemah, infeksi berulang dari kontak seksual, maupun lesi yang belum muncul (subklinis),” imbuh dr. Amelia.

dr. Amelia pun mengatakan bahwa diagnosa genital warts seringkali ditegakkan melalui anamnesis dan pemeriksaan langsung secara klinis. Adapun, pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan diantaranya tes asam asetat (acetowhite test), yakni dengan mengoleskan cairan kimia khusus dan akan nampak lapisan berwarna putih pada area dengan kutil kelamin.

Kemudian, dengan pemeriksaan panggul yang bertujuan untuk melihat keterlibatan dinding vagina bagian dalam dan serviks. Pap smear juga merupakan salah satu pemeriksaan dengan cara mengambil sample saat melakukan pemeriksaan panggul. Lalu, pemeriksaan anal dengan menggunakan anoskop untuk melihat ke dalam anus untuk melihat kutil.

“Kemudian, dengan cara biopsi, yakni dengan mengambil sedikit sample kulit melalui operasi kecil kemudian dilakukan pemeriksaan patologi jika ada kecurigaan ke arah keganasan. Dan terakhir adalah melalui tes darah, yakni untuk menilai apakah terdapat infeksi menular seksual lain yang sering dikaitkan dengan genital warts, seperti herpes, gonore, sifilis, klamidia dan kondisi imun yang lemah (HIV),” terang dr. Amelia.

Kemudian, terkait pengobatannya sendiri, dr. Amelia mengatakan bahwa pengobatan genital warts dapat diberikan secara topikal (oles) dan bedah. Pemberian obat oles, kata dia, hanya dapat dilakukan oleh dokter spesialis kulit dan kelamin yang berpengalaman.

“Adapun, beberapa pilihan untuk tindakan bedah pada genital warts diantaranya bedah beku dengan nitrogen cair (cryotherapy), bedah listrik (Elektrokauter), bedah eksisi, dan bedah laser,” pungkas dr. Amelia.