Menu

Osteoporosis Penyakit Segala Usia, Jangan Disepelekan! Simak Saran Dokter Ahli Ini Beauty…

04 Juli 2022 15:27 WIB

Ilustrasi perempuan terkena osteoporosis (Freepik.com/tirachard)

HerStory, Bogor —

Beauty, kamu pasti sudah mendengar apa itu osteoporosis, kan?. Ya, osteoporosis merupakan kondisi berkurangnya kepadatan tulang yang umumnya kita asosiasikan dengan kondisi yang hanya terjadi pada orang lanjut usia. Dan, tahukah kamu Beauty, bahwa osteoporosis juga dapat menyerang anak-anak dan remaja lho!

Dokter Spesialis Bedah Ortopedi dari RS Siloam Kebon Jeruk Jakarta. dr. Henry Suhendra, Sp.OT, mengatakan bahwa secara umum osteoporosis sendiri terbagi dalam dua kelompok, yaitu osteoporosis primer dan sekunder.

“Osteoporosis itu kita bagi dua basic-nya, yaitu osteoporosis primer dan osteoporosis sekunder. Jadi kalau yang primer itu bisa dibilang yang mengikuti kodrat ya, yaitu terjadi pada lansia. Nah, kalau osteoporosis sekunder, ini ada penyebabnya, misalnya penyakit atau bahkan obat-obat yang dipakai pada pengobatan penyakit-penyakit tertentu. Dan ini bisa saja terjadi pada segala umur,” tutur dr. Henry, saat sesi Instagram Live, sebagaimana dipantau HerStory,beberapa waktu lalu.

Lebih lanjut, Alumnus Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi Fakultas Kedokteran (FK) Unair ini menuturkan bahwa dalam kasus osteoporosis primer, umum terjadi pada lansia karena adanya gangguan metabolisme sel tulang.

“Osteoporosis primer ini terjadi secara alami akibat penuaan, disertai menurunnya hormon serta kurangnya asupan kalsium dan vitamin D. Wanita umumnya mengalami osteoporosis lebih cepat dibandingkan pria ini dikarenakan saat mengalami manopouse kadar hormon estrogen di dalam tubuh wanita akan menurun secara drastis, padahal hormon ini berperan dalam merangsang aktivitas sel pembentuk tulang bekerja,” beber Pendiri dan Ketua KILO (Komunitas Indonesia Lawan Osteo-Sarcopenia) ini.

dr. Henry yang juga Ketua vitamin D society Indonesia ini juga bilang bahwa risiko seseorang untuk mengidap osteoporosis di masa depan amat bergantung pada kekuatan tulang yang dibentuk pada masa muda.

“Jadi osteoporosis primer yang bisa diderita lansia, itu asal mulanya atau akarnya pada anak-anak. Itu yang mesti dipegang. Karena begini, memang munculnya pada umur-umur 60-70, tapi sebab-sebabnya dimulai pada umur muda, dari anak-anak,” imbuh dr. Henry.

Dikatakan dr. Henry, di masa pertumbuhan anak-anak, biasanya osteoblast lebih aktif daripada osteoclast. Jadi pembentukan tulang lebih banyak daripada perusakan tulang. Tulang sendiri merupakan living tissue atau jaringan hidup. Jadi kalau pembentukannya lebih banyak, maka dia akan jadi lebih tebal dan lebih besar tulangnya.

“Ibaratnya, tulang itu deposito atau simpanan kita di Bank, itu kita harus nabung dari kecil biar kita punya simpanan yang banyak saat dewasa,” tutur dr. Henry.

“Ya memang ketika kena osteoporosis kita bisa melakukan banyak usaha. Dikasih obat, suplemen, dll. Tapi yang paling penting itu, kita harus menjaga (tulang) dari kecil supaya kita ‘deposito’ kita banyak saat umur tua. Semakin dini kita melakukannya, maka juga akan semakin besar peluang terbebas dari rasa sakit di kemudian hari,” sambung dr. Henry.

Lantas, apa yang harus kita dilakukan saat muda agar tulang kita tetap sehat saat tua?

“Selama ini kita mungkin cuma berikan kalsium, itu sebenarnya kalsium tidak sepenuhnya masuk ke tulang, yang lebih penting adalah vitamin D-nya. Makanya usahanya itu pada saat si ibu itu hamil, itu dia harus diberikan suplementasi vitamin D tinggi sehingga kadar darahnya optimal, sehingga bayinya pas lahir dia punya kadar vitamin D yang tinggi. Itu salah satu usahanya sejak dalam kandungan,” beber dr. Henry.

dr. Henry juga mengingatkan, osteoporosis awalnya tidak menimbulkan gejala apa pun sehingga jarang disadari sedari dini. Kondisi ini biasanya baru diketahui saat seseorang mengalami cedera yang menyebabkan patah tulang. Dengan kata lain, cedera ringan pun bisa menyebabkan patah tulang. Osteoporosis yang terus dibiarkan dapat berujung pada masalah kesehatan jantung, khususnya penyakit jantung koroner.

Kemudian, dr. Henry pun memaparkan soal langkah pencegahan terhadap osteoporosis sekaligus menjaga tulang tetap kuat. Yakni, menjaga asupan nutrisi sehari-hari, mengonsumsi suplemen vitamin D, dan latihan fisik.

“Bukan cuma mengonsumsi suplemen vitamin D saja, tapi menjaga nutrisi dan latihan fisik juga penting. Karena untuk tulang yang baik kita gak cukup perlu vitamin D, kita perlu protein yang cukup, karena bahan dasar sel kita kan protein,” papar dr. Henry.