Menu

Pasien Covid-19 Banyak yang Alami Kabut Otak, Apa Itu?

29 Juli 2022 10:05 WIB

Ilustrasi otak yang mulai mengalami kerusakan karena kebiasaan buruk. (Freepik/asier_relampagoestudio)

HerStory, Medan —

Gejala umum Covid-19 merupakan demam, batuk, hingga flu. Namun, belakangan ini disebut terjadi gejala neurologis yang memengaruhi otak dan sistem saraf sekitar 25 persen pasien Covid-19.

Salah satu gejala yang dirasakan pasien Covid-19 adalah brain fog atau kabut otak. Bahkan dalam beberapa kasus kondisi ini tetap terjadi setelah berbulan-bulan mengalami penyakit tersebut.

Pada dasarnya tak ada diagnosa medis terkait kabut otak. Kondisi ini umum digunakan untuk menggambarkan kondisi seseorang yang menjadi lambat secara mental.

Ada beberapa gejala kabut otak, yaitu:

  • masalah memori

  • sulit konsentrasi

  • sakit kepala

  • kebingungan

  • lesu secara mental

Kemungkinan kabut otak disebabkan oleh peningkatan kadar sitokin inflamasi di sekitar otak penyintas Covid-19. Sitokin merupakan molekul yang diproduksi sistem imun untuk mendorong peradangan.

Adanya peradangan pada otak menghambat neuron dalam berkomunikasi. Para ahli berpendapat bahwa ini merupakan salah satu faktor yang berkontribusi pada otak.

Belum jelas berapa lama kabut otak akan terjadi pada penyintas Covid-19. Ada yang mengalaminya beberapa minggu hingga tiga bulan setelah penyakit mereka.

Cara terbaik untuk mengatasi kabut otak dengan dengan menerapkan kebiasaan sehat, termasuk tidur yang cukup, mengonsumsi makanan bergizi seimbang, olahraga, dan menghindari alkohol serta rokok.