Menu

WHO Tetapkan Cacar Monyet Sebagai Kondisi Darurat Dunia, 5 Mitos Ini Malah Beredar di Masyarakat, Apa Saja?

15 Agustus 2022 17:00 WIB

Ilustrasi Cacar Monyet. (iStockPhoto/Edited by HerStory)

HerStory, Jakarta —

Virus Monkeypox alias cacar monyet telah ditetapkan WHO sebagai kondisi darurat kesehatan dunia. Pasalnya, virus ini semakin merebak di berbagai negara dan hingga kini masih terus meningkat.

Sayangnya, di tengah kasus cacar monyet yang semakin naik, beredar berbagai mitos di masyarakat. Moms wajib tahu mitos apa saja yang dimaksud agar tak terkecoh. Mitos-mitos tersebut, yaitu:

1. Cacar monyet adalah penyakit baru

Tak sedikit yang mengira kalau cacar monyet adalah oenyakit baru karena mulai terdengar di bulan Mei lalu. Padahal, cacar monyet sudah ditemukan sejak 1958. Artinya, penyakit ini sudah ada sejak lama.

2. Bisa tertular dari vaksin Covid-19

Sangat disayangkan, banyak orang yang percaya bahwa virus cacar monyet dtularkan dari vaksi Covid-19. Seorang ahli penyakit menular, Dokter Armand Balboni pun membantah dengan tegas bahwa vaksin Covi-19 tidak berkaitan dengan penyakit cacar monyet.

3. Bisa tertuular dari kolam renang

Mitos berikutnya yaitu cacar monyet bisa ditularkan dari kolam renang. Nmaun, hal ini tidaklah benar Moms, Cacar monyet tidak bisa menular melalui air, malainkan dari kontak kulit ke kulit.

4. Cacar monyet hanya menular pada pria dan biseksual

Mitos ini langsung dibantah oleh Balboni. Pasalnya, penyakit cacar monyet tak membedakan orientasi seksual korbannya. Bahkan beberapa kelompok tertentu, seperti anak-anak, lansia, dan ibu hamil juga berisiko tertular penyakit ini.

5. Cacar monyet dibuat lab

Tak sedikit masyarakat yang beranggapan bahwa cacar monyet dibuat di lab. Faktanya, virus ini berasal dari monyet yang sedang dipelajari untuk penelitian di akhir tahun 1950 an.

Itulah beberapa mitos yang beredar di masyarakat soal cacar monyet. Penting untuk tahu berbagai mitos tersebut agar Mosm terap waspada dan melakukan antisipasi untuk mencegah penyakit ini.

Share Artikel:

Oleh: Sri Handari