Ilustrasi wanita sedang stres. (Pinterest/Freepik)
Moms pasti ppernah mendengar bahwa kebiasaan merokok dan konsumsi makanan berlemak tak baik untuk kesehatan. Selain itu, ternyata ada kebiasaan tidak sehat lainnya yang bisa mengganggu kesehatan fisik dan mental Moms.
Apa saja? Berikut ini telah HerStory rangkum kebiasaan buruk yang bisa mengganggu kesehatan, antara lain:
Sering telat makan malah akan meningkatkan nafsu makan pada waktu setelahnya. Hal ini bisa membuat kamu makan lebih banyak dan meningkatkan risiko obesitas dan diabetes.
Kebiasaan ini juga buruk bagi kesehatan karena akan melambatkan metabolisme yang membuat tubuh kamu terasa lemas. Selain itu, menunda makan juga bisa menyebabkan asam lambung naik.
Sebagian orang mungkin mulai merasa “terisolasi” akibat berkutat dengan media sosial. Isolasi sosial tersebut tentu buruk bagi kesehatan mental dan fisik.
Para peneliti dari University of Cologne, Jerman, juga menemukan bahwa terlalu lama membuka media sosial bisa menimbulkan rasa iri terhadap teman yang akhirnya meningkatkan risiko depresi.
Terjaga pada malam hari dan tidur pada keesokan paginya merupakan salah satu kebiasaan yang buruk yang bisa berdampaka pada kesehatan tubuh. Orang yang bergadang cenderung akan melakukan perilaku gak sehat pada esok harinya, seperti tidak melakukan aktivitas fisik dan telat makan.
Penelitian dari Johns Hopkins University School of Medicine, AS, menemukan orang dengan tingkat amarah tinggi 19% lebih rentan terkena penyakit jantung daripada orang yang lebih tenang.
Jadi, bila kamu mudah marah dan sering meledak-ledak, inilah saatnya untuk mulai mengendalikan cara kamu bereaksi terhadap pemicunya.
Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Behavior Research and Therapy (2017) menemukan bahwa terus-menerus merenungkan suatu masalah atau trauma masa lalu bisa memicu gejala depresi.
Kepikiran terus, atau dalam dunia psikologis disebut ruminasi (rumination), dapat membuat kamu sering dihantui oleh pikiran-pikiran negatif yang tak kunjung hilang. Jika kamu masih sering mengalami hal ini, cobalah pergi ke psikolog untuk meengatasinya.