Menu

Ratusan Orang Meninggal Dunia Akibat Tragedi Kanjuruhan, Psikolog Tekankan Pentingnya Kesehatan Mental, Ini Alasannya Moms

04 Oktober 2022 16:10 WIB

Tragedi kericuhan di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur (CNN/Edited by HerStory)

HerStory, Jakarta —

Tragedi kerusuhan yang terjadi di stadion Kanjuruhan Malang menjadi perhatian semua pihak agar selalu megingat pentingnya menjaga kesehatan mental. Bagaimana tidak? Keributan yang menewaskan ratusan orang itu disinyalir dari salah seorang supporter yang gak terima Arema kalah.

Melansir dari laman Genpi, Selasa (4/10/2022), psikolog sosial Dr. Juneman Abraham, S.Psi, M.Si menekankan pentingnya menjaga mental kolektif untuk mencegah insiden seperti yang terjadi di Stadion Kanjuruhan.

“Menjaga mental kolektif massa tetap positif penting sehingga ketika terjadi sesuatu yang tidak sesuai ekspektasi, masyarakat tetap bisa rasional menghadapi kejadian tersebut,” ujar Juneman.

Pasalnya, kumpulan orang banyak atau bisa disebut juga massa dalam teori bernama "Psikoanalisis Sosial" digambarkan memiliki karakter yang bersifat cair.

Bersifat cair dalam artian, meski terdiri dari kumpulan orang yang rasional, selalu ada peluang massa untuk bersikap impulsif atau berbuat sesuatu tanpa berpikir panjang, reaktif, mudah tersinggung, dan mudah meniru perbuatan pihak lain yang tergabung dalam massa itu.

“Kondisi itu juga menggambarkan mental kolektif yang sebenarnya bisa menghasilkan hasil positif apabila gaung dan pesan positif ditonjolkan,” imbuhnya.

Untuk itu, jika mengambil konteks pertandingan olahraga, ada baiknya ketika suatu klub mengalami kekalahan pendukung justru sebisa mungkin menyikapi kekalahan tersebut dengan lebih dewasa dan tidak meluapkan emosinya ke arah negatif.

"Maka kita semua perlu mengusahakan untuk mengumpulkan contoh-contoh perilaku massa yang baik (tidak hanya dalam konteks olah raga) dan saling menularkan kisah-kisah tersebut," kata Juneman.

Pria yang juga Kepala Kelompok Riset Etika di Universitas Bina Nusantara itu pun mengungkapkan bahwa pelajaran lainnya yang bisa dipetik adalah dari segi psikologi lingkungan.

Komunikasi dan respons petugas yang bertanggung jawab untuk ketertiban dan keamanan sebuah massa perlu mengedepankan komunikasi yang humanis sehingga tujuan menjaga sebuah acara berlangsung kondusif bisa tercapai.

"Respons-respons yang mengatasi kekerasan atau kerusuhan dengan jalan yang 'agak instan' perlu selalu dipinggirkan sebagai jalan utama. Aparat perlu membangun resiliensi atau ketabahan fisik, pikiran, maupun emosi ketika menghadapi massa. Ini sangat penting," paparnya.