Ilustrasi Ginjal. (pinterest/healthcentral)
Moms, saat ini, penyakit ginjal tak hanya menyerang orang dewasa, tentunya juga bisa dialami oleh anak-anak. Di Indonesia sendiri, 131 anak di Indonesia dilaporkan terkena gagal ginjal akut misterius sepanjang tahun 2022. Data ini didapat dari laporan teranyar IDAI pada Selasa (11/10/2022) lalu.
Dokter Spesialis Anak, dr. S.T. Andreas Cristan Leyrolf, M.Ked (Ped), Sp.A, mengatakan, terkait kasus gagal ginjal misterius yang banyak menyerang anak saat ini, meski belum diketahui pasti penyebabnya, namun pakar kesehatan mengaitkan gangguan ginjal misterius ini dengan Covid-19.
Adapun gejala yang banyak ditemukan, yakni demam dan diare, serta di beberapa kasus yang disertai dengan gangguan saluran napas. Namun, ada juga anak yang tidak mengeluhkan gejala tersebut.
“Kurang lebih 90 persen penyebabnya terkait post-Covid atau infeksi berat pasca-Covid pada anak yang disebut juga dengan sindrom MISC. Jadi MISC itu reaksi berlebihan yangg amat berat pada tubuh anak akibat infeksi Covid. Nah ini yang sedang kita teliti lagi apakah memang ada penyebab-penyabab lainnya,” tutur dr. Andreas saat ditemui HerStory di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta, Kamis (13/10/2022).
Lebih lanjut, dr. Andreas pun memberikan tips untuk para Moms dalam menjaga kesehatan ginjal anak. Menurutnya, karena fungsi utama ginjal untuk mengeluarkan cairan melalui air kemih, menjaga kesehatan ginjal bisa dilakukan dengan langkah sederhana seperti mencukupi kebutuhan cairan setiap hari.
“Paling mudah menjaga asupan cairan pastikan anak-anak di rumah minumnya cukup. Tapi pastikan anak-anak mengonsumsi air putih dibandingkan minuman dengan pemanis,” tuturnya.
Kemudian, lanjut dr. Andreas, pastikan juga gizi dalam makanan anak-anak setiap harinya tercukupi.
“Jadi mulailah untuk konsumsi makanan penuh nutrisi seperti sayur dan buah-buahan dan hindari makanan olahan. Pastikan juga para Moms memberikan makanan yang nutrisinya seimbang dan cukup. Artinya mereka jangan makan misalnya protein saja, artinya harus ada karbohidratnya, protein, lemak dengan komposisi sesuai,” ujar dr. Andreas.
Selanjutnya, dr. Andreas pun mewanti-wanti para orang tua untuk tak sembarangan memberikan obat-obatan kepada anak saat sakit.
“Jadi, kalau anak sakit, jangan sembarangan beli dan memberikan obat yang gak direkomendasikan dokter,” ujarnya.
Gak cuma itu, dr. Andreas pun mengingatkan orang tua untuk tak memberikan vitamin atau suplemen yang memang tak dibutuhkan anak.
“Vitamin atau suplemen boleh saja dikonsumsi asalkan sesuai dengan dosis supaya tak menimbulkan masalah. Sebab bila dikonsumsi melebihi ketentuan, maka menurutnya dapat memicu gagal ginjal. Karena pada ujung-ujungnya sirkulasinya pasti salah satunya lewat ginjal. Dan fungsi ginjal nantinya akan berat dibanding fungsi hariannya,” tegas dr. Andreas.
“Kalau makanannya gak terpenuhi baru kita berikan (vitamin/suplemen), tapi itu harus konsultasi ke dokter, karena dosisnya itu harus dihitung dulu, jangan beli sendiri. Dosisnya belum tentu tepat. Jadi gak dianjurkan memberikan vitamin tanpa konsultasi ke dokter,” lanjut dr. Andreas.
Semoga informasinya bermanfaat ya, Moms!