Menu

Waspada! Kutil Kelamin Bisa Tumbuh Gegara Hubungan Seksual, Bagaimana Cara Pencegahannya?

19 Oktober 2022 15:25 WIB

Ilustrasi organ reproduksi wanita. (Unsplash Jen Theodore)

HerStory, Jakarta —

Moms tahu gak sih kalau ternyata ada penyakit kelamin yang berbentuk timbulnya kutil di bagian organ intim yang disebut dengan human papillomavirus (HPV).

Biasanya, kondisi kutil kelamin ini juga bisa tumbuh di beberapa bagian tubuh lainnya seperti lengan, tungkai, mulut.

Pada dasarnya kondisi ini terjadi karena adanya kontak langsung ataupun melalui hubungan seksual yang dilakukan dengan penderita. Namun, kutil kelamin masih menjadi pertanyaan banyak orang bagaimana sebenarnya penularan serta apa yang terjadi jika mengalaminya.

Menanggapi hal tersebut, seorang seksolog, Dr. David S. Reitman, MD menjelaskan berbagai pertanyaan mengenai HPV. Untuk mengetahui lebih lanjut, simak ulasannya di tanya seksolog berikut.

Bagaimana seseorang bisa mendapatkan kutil kelamin (HPV)?

Kutil kelamin (hpv) disebabkan oleh human papillomavirus. Virus ini hidup di kulit penis atau vagina dan dapat menyebar ke orang lain ketika alat kelamin bergesekan dengan vagina, penis, skrotum, mulut, atau daerah anus orang lain. Seseorang mungkin mendapatkan infeksi saat melakukan kontak seksual dengan pasangan yang sudah memiliki infeksi di kulitnya.

Apakah kutil ini bisa diobati?

Ya bisa. Biasanya dokter akan memberikan beberapa jenis pengobatan yang diinginkan. Kadang-kadang, ahli bedah atau dokter kulit mungkin diperlukan untuk mengobati kasus yang parah. Penderita mungkin ingin melakukan perawatan di rumah, juga bisa meminta resep dan saran dari dokter yang mengatasi masalah tersebut.

Pastikan untuk mengikuti instruksi aplikasi dengan hati-hati. Jika tak, pembengkakan, kemerahan, lepuh, dan pendarahan yang signifikan dapat terjadi di sekitar area yang terkena.

Bagaimana jika saya tak ingin menjalani perawatan ini? Apakah saya akan memiliki kutil selama sisa hidup saya?

Tubuh manusia memiliki kemampuan untuk membersihkan diri dari infeksi HPV. Kebanyakan pasien menemukan bahwa kutil kelamin mereka hilang seiring waktu, bahkan jika tak diobati. Biasanya dibutuhkan antara 1 dan 2 tahun untuk itu terjadi. Selama tak keberatan menunggu, kebanyakan kutil kelamin tak perlu diangkat secara medis.

Namun, dalam situasi tertentu seperti ukuran kutil yang terlalu besar dan mengganggu aktivitas, mungkin ada indikasi yang lebih mendesak untuk menghilangkan dalam waktu dekat.

Teman saya telah mengobati kutil kelaminnya dan mereka kambuh beberapa minggu kemudian. Apakah itu akan terjadi pada orang lain?

Selalu ada kesempatan untuk kambuh, terlepas dari perawatannya. Hal ini terjadi karena virus terus hidup di kulit atau area genital di sekitar kutil selama satu atau dua tahun. Perawatan yang berbeda membawa risiko kekambuhan yang berbeda. Bisa juga membicarakan masalah terkait dengan dokter. Namun, kondisi ini juga tetap bisa sembuh tanpa adanya kambuh atau menginfeksi orang lain.

Benarkah virus yang sama yang menyebabkan kutil kelamin juga dapat menyebabkan kanker? Dapatkah seseorang melakukan sesuatu untuk mencegah terkena kanker?

HPV datang dalam berbagai bentuk genotipe kutil kelamin . Biasanya tak menyebabkan kanker serviks, penis, atau anus. Namun, genotipe HPV lain dapat menempatkan seseorang pada risiko kanker yang lebih tinggi.

Untuk itu, jika seseorang yang aktif melakukan hubungan seksual selama 3 tahun, perlu melakukan tes skrining Pap smear setiap tahunnya. Perlu juga untuk melakukan skrining Pap smear tahunan.

Pasangan saya memiliki kutil kelamin di masa lalu. Apakah ada yang bisa kita lakukan untuk mencegah saya terinfeksi?

Seperti halnya kontak seksual, penggunaan kondom yang konsisten dan benar akan selalu mengurangi risiko terkena penyakit menular seksual. Ingat, bagaimanapun, bahwa kondom hanya efektif jika menutupi area yang (atau pernah) terinfeksi kutil di masa lalu.

Jika kutil ada di sepanjang batang penis, itu mungkin bisa mengurangi risiko penularan. Namun, jika pasangan Anda memiliki kutil di sepanjang paha atau skrotumnya, penggunaan kondom tak akan efektif karena area tersebut masih dapat melakukan kontak dengan kulit.