Menu

Gak Cuma Pendarahan Mom, Ahli Paparkan Faktor Penyebab Kematian Sang Ibu saat Proses Kehamilan

26 Oktober 2022 18:45 WIB

Ilustrasi ibu hamil yang mengalami keluhan tanda keguguran. (Freepik/senivpetro)

HerStory, Jakarta —

Kehamilan merupakan masa yang dinanti oleh sebagian pasangan suami istri. Meski diselimuti rasa senang, ada risiko kematian yang mengintai sang ibu selama proses kehamilan. 

Dokter kandungan dr. Yassin Yanuar MIB, SpOG-KFER memaparkan bahwa sebagian besar kasus kematian ibu terjadi selama proses kehamilan, persalinan, dan saat nifas.

"Tetapi itu masih bisa dicegah. Penyebab langsung kematian pada ibu hamil bisa karena pendarahan, preeklampsia, dan infeksi," jelas dokter Yassin beberapa waktu lalu dalam acara Tentang Anak.

Faktor risiko ini juga disebabkan oleh faktor lain yang mana meliputi, usia ibu terlalu muda (kurang dari 20 tahun), usia yang terlalu tua (lebih dari 25 tahun), jarak antar kelahiran terlalu dekat (kurang dari 2 tahun), jumlah anak terlalu banyak (lebih dari 2 dalam jangka waktu 3 tahun).

Selain faktor tersebut, keterlambatan dalam mengenali bahaya gangguan kehamilan, terlambat ke fasilitas kesehatan, juga terlambat mendapatkan pelayanan kesehatan bisa jadi penyebab kematian ibu hamil.

"Adapun faktor kesehatan yang masih banyak terjadi pada perempuan, yang juga dapat menjadi resiko selama kehamilan dan persalinan berlangsung, seperti Kurang Energi Kronik (KEK), anemia, HIV, dan lainnya," imbuh dokter Yassin.

Persiapan sebelum Merencanakan Kehamilan

Gaya hidup sehari-hari tanpa disadari juga memiliki peran penting terhadap kesiapan fisik seseorang menuju kehamilan. Dokter Yassin mengatakan bahwa gaya hidup yang bisa menghambat kesuburan, baik pada perempuan maupun laki-laki, seperti kebiasaan merokok karena merusak oosit pada perempuan juga konsumsi alkohol karena dapat menurunkan kualitas sperma.

Sedangkan olahraga terlalu berat, misalnya lebih dari 5 jam per minggu juga terbukti dapat menurunkan kesuburan.  Riwayat dan risiko penyakit pada calon ibu, juga bisa didapatkan dari riwayat penyakit diri dan keluarga. Dokter Yassin menyarankan untuk cek terlebih dahulu sebelum merencanakan kehamilan agar dapat diperbaiki sejak dini.

Riwayat atau risiko penyakit yang berpotensi membahayakan selama kehamilan seperti, diabetes, hipertensi kronis, asma, penyakit tiroid, penyakit jantung, epilepsi, penyakit ginjal kronis, juga penyakit autoimun.

“Saat merencanakan kehamilan atau hendak membangun keluarga dengan pasangan, penting bagi setiap individu untuk bisa saling terbuka terkait kondisi kesehatan masing-masing."

"Alangkah lebih baik lagi jika calon ibu dan calon ayah melakukan berbagai tes atau skrining kesehatan agar dapat mendeteksi lebih dini kesehatan jasmaninya, sehingga dapat mencegah berbagai kemungkinan di kemudian hari," pesan dokter Yassin.

Selain itu, gak kalah pentingnya juga bagi calon orang tua untuk mendapatkan dukungan sosial dari lingkungan, seperti keluarga, lingkungan kerja, kondisi finansial, dan lainnya.

Artikel Pilihan