Menu

Dokter Ahli Sebut Serviks Tak Punya Saraf, Jika Terinfeksi Tak Akan Menimbulkan Gejala, Lakukan Pencegahan dengan Hal Ini Beauty!

07 November 2022 12:01 WIB

Ilustrasi seorang wanita sedang vaksin HPV sebagai upaya pencegahan kanker serviks. (Freepik/Edited by HerStory)

HerStory, Jakarta —

dr. Cindy Rani Wirasti, Sp..G., Anggota Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia, mengatakan bahwa deteksi dini untuk mencegah kanker serviks sangatlah penting, karena infeksi pada rahim sendiri tak menimbulkan gejala.

"Serviks itu gak punya saraf, jadi kalau terinfeksi jelas tak sakit dan tidak bergejala," kata dr. Cindy, saat acara kelas jurnalis pencegahan kanker serviks dari MSD Indonesia dan Kementerian Kesehatan, Jakarta, belum lama ini. 

Lebih lanjut, dr. Cindy pun menegaskan bahwa karena letak serviks atau leher rahim sendiri di dalam tubuh, maka akan sulit mengetahui gejala kanker pada stadium awal.

“Itulah sebabnya banyak pasien yang datang ke dokter itu pas udah stadium lanjut. Mereka baru mengalami sakit atau gejalanya pas stadium akhir,” terang dr. Cindy.

Adapun, kata dr. Cindy, gejala kanker serviks stadium lanjut diantaranya adalah keluar darah saat berhubungan seksual dan keputihan yang bercampur darah.

Namun secara garis besar, terdapat beberapa gejala umum yang tetap harus kamu perhatikan seperti pendarahan vagina yang tidak normal, keputihan yang tidak biasa, frekuensi buang air kecil meningkat, mudah lelah, nyeri saat berhubungan intim, dan bercak darah di urin.

"Ingat, keputihan saja bukan gejala kanker serviks, tapi kalau keputihan bercampur darah, nah baru para wanita hati-hati," tegas dr. Cindy.

Adapun, salah satu cara untuk mencegah dan menghadapi infeksi HPV, kata dr.Cindy, adalah dengan mendapatkan vaksin HPV. Vaksin ini bisa diberikan untuk wanita dan pria.

Dikatakan dr. Cindy, saat ini pemerintah sendiri menargetkan anak perempuan usia kelas 5 SD dan 6 SD sebagai penerima vaksinasi HPV yang masuk ke dalam program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (SD). 

Nanitnya, vaksinasi HPV diberikan pertama kali untuk anak usia kelas 5 SD dan dosis kedua diberikan setahun kemudian.

“Vaksin membuat tubuh membentuk antibodi terhadap virus sehingga tidak sampai menimbulkan kanker serviks dan kutil kelamin,” tandas dr. Cindy.

Sementara itu, buat yang ingin melakukan check up rutin kanker serviks, kamu bisa mengikuti prosedur screening bernama Pap Smear dan Iva Test, BEauty, Dengan skrining, kelainan pada serviks dapat terdeteksi lebih awal, sehingga banyak dianjurkan oleh dokter untuk melakukan check up minimal tiga tahun sekali.

"Nah, skrining standar untuk lesi prakanker dan kanker serviks adalah tes pap (Pap Smear). Sedangkan pilihan pemeriksaan lain yang lebih sederhana dengan hasil yang cepat, cukup baik, dan relatif murah adalah IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat). IVA telah menjadi bagian dari program pemerintah dan dapat dilakukan di puskesmas maupun pusat kesehatan primer lainnya," pungkas dr. Cindy.

Top Stories