Menu

Makin Marak Terjadi dalam Hubungan Rumah Tangga, Benarkah Selingkuh Termasuk Salah Satu Tanda Gangguan Mental?

09 November 2022 16:55 WIB

Illustrasi Suami Selingkuh dengan Teman Kantor (Freepik/Edited by HerStory)

HerStory, Jakarta —

Ketika menjalani hubungan asmara, pasti perselingkuhan kerap terjadi baik sadar maupun enggak.

Meski hubungan dijaga dengan sangat erat pun ketika pasangan sudah memutuskan untuk berpaling hal tersebut akan sangat sulit untuk dihindari.

Bahkan, aksi perselingkuhan kerap terjadi dan tak pandang bulu alias bisa menimpa siapapun baik orang berpacaran maupun menikah dengan umur belasan tahun.

Laman psikologi menuliskan sekitar 40% pasangan yang sudah menikah pernah terdampak oleh perselingkuhan yang dipicu oleh banyak faktor. Seperti pengalaman di masa lalu, gangguan kepribadian hingga pengaruh media sosial.

Dalam laman Very Well Health melansir dari sindikasi konten Suara.com tertulis selingkuh termasuk dalam kategori gangguan kesehatan mental. Kenapa selingkuh dikaitkan dengan gangguan kesehatan mental? Apa penyebabnya?

Beberapa penyebab pasangan berselingkuh diantaranya:

1. Akibat pengalaman masa kecil

Dalam hal ini artinya ketika masa kanak-kanak mengalami trauma seperti pernah dilecehkan, diabaikan secara fisik ataupun emosional, yang tak menutup kemungkinan beresiko tinggi akan berselingkuh ketika ia dewasa.

Pada tahun 2015, sebuah studi menemukan fakta anak-anak yang mengalami atau sekedar melihat orangtuanya selingkuh juga akan melakukan hal yang sama ketika dewasa.

2. Gangguan mental

Bipolar, yang juga salah satu penyakit gangguan mental, cukup sering dikaitkan sebagai faktor risiko perselingkuhan. Pernah dengar kalimat, "sekali berselingkuh, maka akan terus selingkuh"? Ternyata kalimat tersebut bukan hanya sekedar kalimat.

Dalam sebuah studi tahun 2017 menunjukkan bahwa mereka yang terlibat dalam perselingkuhan, kemungkinan untuk selingkuh lagi tiga kali lebih tinggi. Hal ini erat kaitannya dengan masalah psikologis atau gangguan mental seperti narsisme.

Narsisme mendorong perselingkuhan yang didasari ego dan perasaan harus dikagumi. Selain mementingkan diri sendiri, pengidap gangguan ini seringkali tak memiliki empati, sehingga tak menghargai kehadiran pasangan dan dampak dari tindakannya terhadap sebuah hubungan.

Wajib diingat, bahwa perselingkuhan itu akan berdampak panjang. Efek jangka panjang dari perselingkuhan dapat terjadi pada siapa saja, baik pria maupun wanita. Perselingkuhan juga dapat menimbulkan stres berkepanjangan yang dapat berdampak pada kesehatan mental dan fisik.

Apabila seseorang telah diselingkuhi, besar kemungkinan dirinya membutuhkan waktu lama untuk kembali pulih. Beberapa dampak jangka panjang dari perselingkuhan yang perlu diketahui ialah:

A. Kesulitan mempercayai orang lain

Hubungan yang berakhir akibat perselingkuhan, ada satu lapisan yang akan hancur dan memengaruhi rasa percaya seseorang. Selain kepercayaan, fisik dan emosional memegang kunci utama dalam suatu hubungan. Seseorang yang diselingkuhi akan kesulitan mempercayai pasangannya, dan aka menyebabkan masalah kepercayaan dalam hubungan baru di masa depan.

Seseorang bisa saja tak ingin terlibat di dalam hubungan baru karena takut dikhianati atau kecewa.

B. Timbul gejala yang serupa dengan PTSD atau Stres Pasca-Trauma

Gejala yang umum termasuk kilas balik, mimpi buruk, atau bahkan obsesi tentang peristiwa menyenangkan yang dilalui dengan pasangan yang selingkuh. Mungkin juga mengalami hyperarousal dan menjadi reaktif pada setiap ancaman yang dirasakan terhadap diri sendiri. Akibatnya, orang tersebut bisa mengalami gangguan pola tidur dan makan.

C. Rendah diri

Orang yang diselingkuhi akan cenderung membandingkan dirinya dengan selingkuhan sang mantan. Mereka merasa telah digantikan oleh orang yang dianggap lebih baik. Selain itu juga dapat melemahkan rasa kepercayaan diri seseorang yang diselingkuhi.

Beberapa laman psikilogi menuliskan, selingkuh dibagi menjadi beberapa jenis, diataranya :

- selingkuh fisik

Jenis satu ini paling mudah dikategorikan sebagai selingkuh yang nyata karena melibatkan hubungan fisik dan intim, termasuk seks. Pakar hubungan dan konselor pernikahan, Megan Fleming, Ph. D, mengatakan selingkuh fisik biasanya cenderung disembunyikan dari pasangan aslinya. Karena tak banyak orang yang berani mengakui bahwa mereka telah berselingkuh.

- selingkuh secara virtual

Biasanya terjadi ketika seseorang dengan sengaja mencari kenalan baru di media sosial, aplikasi kencan, pesan singkat hingga email, dan pelakunya melibatkan percakapan yang lebih intens.

- mental selingkuh

Ini berkaitan dengan mental yang merujuk pada sebuah fantasi yang kemungkinan bisa mengarah ke hal-hal yang memengaruhi hubungan. Maksudnya adalah perilaku atau aktivitas yang lebih intim dan dapat membuat seseorang merasa bergairah dan merasa lebih berhasrat kepada orang lain daripada melakukannya dengan pasangan.

Lihat Sumber Artikel di Suara.com

Disclaimer: Artikel ini merupakan kerja sama HerStory dengan Suara.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi artikel yang tayang di website ini menjadi tanggung jawab HerStory.