Menu

Kata Yenny Wahid Soal Keseteraan Gender dan Beban Ganda Domestik: Perempuan Harus Difasilitasi dan Dibantu untuk Bisa Maju!

23 November 2022 07:40 WIB
Kata Yenny Wahid Soal Keseteraan Gender dan Beban Ganda Domestik: Perempuan Harus Difasilitasi dan Dibantu untuk Bisa Maju!

Direktur Wahid Foundation, Yenny Wahid, di acara AKSI Perempuan Awarding Ceremony, di Tjufoo HQ, Lippo Thamrin, Jakarta, Selasa (22/11/2022). (Riana/HerStory)

HerStory, Jakarta —

Direktur Wahid Foundation yang juga Ketua Organizing Committee (OC) NU Women, Zannuba Ariffah Chafsoh atau karib disapa Yenny Wahid, menilai, perlu banyak lagi lembaga-lembaga yang terpanggil hatinya untuk melakukan empowerment terhadap perempuan. 

Alasannya karena, kata putri kedua mendingan Gus Dur itu, begitu seorang wanita di-empower maka dampaknya itu bukan cuma ke perempuan itu saja, tapi juga seluruh bangsa dan negara termasuk dunia. 

Yenny mencontohkan, jika anak perempuan diberikan akses ke pendidikan supaya pendidikannya tinggi, maka hal itu akan memberikan kontribusi yang besar juga untuk bangsa.

Terlabih, kata dia, jika  perempuan itu berada dalam posisi-posisi strategis di korporasi misalnya, maka dia bisa ikut mengambil keputusan penting, yang efeknya bisa memberikan peningkatan revenue di perusahan sampai 30 persen.

“Jadi dampaknya perempuan berada di posisi-posisi strategis itu sangat besar. Belum lagi di community, perempuan Indonesia kalau diberdayakan, kalau keterlibatannya dalam kegiatan-kegiatan ekonomi di tingkatkan lagi, yang terjadi adalah sumbangannya ke PDB Indonesia itu sampai 135 miliar dollar per tahun,” tutur Yenny, di acara AKSI Perempuan Awarding Ceremony, di Tjufoo HQ, Lippo Thamrin, Jakarta, Selasa (22/11/2022).

“Bayangkan, uang segitu banyaknya. Itu sumbangan ke negara yang luar biasa sekali. Uang sebesar itu bisa dipakai untuk membangun macem-macem, bisa membangun infrastruktur, bisa membangun rumah sakit, sekolah, rumah ibadah, dll,” lanjut Yenny Wahid.

Lebih lanjut, Yenny Wahid pun menyebut bahwa kontribusi perempuan itu adalah sesuatu yang nyata. Apalagi dalam bidang UKM/UMKM. Menurutnya, perempuan saat ini telah menjadi mayoritas dalam UKM/UMKM, dan kita semua  tahu bahwa sektor UKM/UMKM itu masih paling besar jasanya dalam menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat Indonesia yang mayoritas adalah perempuan.

“Jadi, 97i peciptaan lapangan pekerjaan itu ada di sektor UKM/UMKM. Nah kalau perempuan yang ada di sektor itu diberdayakan udah jelas dong efeknya seperti apa buat Indonesia,” imbuh Yenny Wahid.

Yenny pun kemudian mengapresiasi keberhasilan program Akselerasi Bisnis (AKSI) Perempuan yang digagas community platform Stellar Women dan brand aggregator Tjufoo kali ini.  

“Nah jadi di sini saya sekali lagi memberikan apresiasi besar terhadap Tjufoo dan Stellar Women untuk upayanya, dan untuk perempuan-perempuan  yang  sudah bergabung dalam AKSI Perempuan ini, saya ingin mengajak kita semua untuk terus istiqomah, untuk terus konstan melakukan upaya-upaya memfasilitasi sesama perempuan lainnya, yang kadang-kadang nih kita lupa, perempuan itu ada hambatan-hambatannya sendiri,” papar Yenny Wahid.

Yenny Wahid pun kemudian memaparkan soal hambatan-hambatan yang kerap dialami perempuan-perempuan saat ini, yakni dari sisi eksternal maupun internal perempuan sendiri.

“Jadi kenapa kok kita fokusnya perempuan? Karena perempuan masih butuh difasilitasi di seluruh dunia.Karena masih banyak sekali hambatan-hambatan yang menghadang perempuan, baik dari sisi eksternal maupun internal perempuan sendiri,” beber dia.

Dari sisi eksternal, kata dia, masih ada salah konsep tentang kodrat, bahwa perempuan kodratnya adalah di rumah tangga. Kemudian, ada beban ganda, bahwa mengurus rumah tangga adalah urusan rumah tangga. Sementara dari sisi internal masih berpikir bahwa perempuan tak bisa mencapai posisi tertentu.

“Nah perempuan itu kan dianggap gak perlu maju. Lalu ada juga namanya beban ganda, yang disandang perempuan. Jadi walaupun sudah aktif di luar rumah, tetapi peran domestik masih menjadi beban utama dan tanggung jawab perempuan,” beber Yenny Wahid.

Padahal menurut Yenny, akan tak ternilai harganya jika jasa perempuan dikuantifikasi sebagai suatu hal yang punya nilai komersial.

“Yang hebat perempuan-perempuan di Indonesia tak pernah menuntut, karena tidak menuntut sudah sebaiknya kita berterima kasih, kita apresiasi, dan kita ringankan bebannya. Jangan kita menuntut bahwa semua tanggung jawab perempuan. Ini tanggung jawab bersama. Perempuan harus diberdayakan, perempuan harus dikuatkan saya setuju, tetapi perempuan juga harus difasilitasi dan dibantu untuk bisa maju,” tutur Yenni Wahid.

“Jadi melalui moment ini juga saya ingin mengajak semua, yuk lebih kita apresiasi perempuan hebat di sekeliling kita yang telah memungkinkan kita untuk mencapai kesuksesandi luar rumah,” ujarnya.

Lebih lanjut, Yenny pun berharap, tidak ada lagi yang terjebak dengan stigma bahwa perempuan hanya mengurus urusan dapur dan laki-laki hanya bekerja. Ia pun menuturkan bahwa di rumahnya sendiri, sejak kecil, kesetaraan gender itu gak cuma diterorikan saja, tapi langsung dipraktekan. 

“Karena apa, yang namanya peran domestik bukan cuma peran perempuan, tapi juga peran laki-laki bersama dengan perempuan. Nah jadi yuk kita fasilitasi perempuan agar lebih berdaya salah satunya dengan mengecilkan beban gandanya. Yang kedua, berilah kesempatan untuk perempuan agar dia untuk meraih potensinya di masyarakat. Jangan takut untuk para perempuan untuk bisa berdaya, untuk berkontribusi kepada sekelilingnya, untuk mau meraih mimpi-mimpinya, karena begitu perempuan berhasil, efeknya adalah ke seluruh bangsa dan negara,” pungkas Yenny Wahid.

Baca Juga: Ini 5 Cara Dorong Kesetaraan Gender dalam Perusahaan ala Grant Thornton, Apa Saja?

Baca Juga: Dukung Pemberdayaan Perempuan, Menaker Dorong Perusahaan Wujudkan Kenyamanan Bekerja Tanpa Diskriminasi

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.