Menu

Keren! Manfaatkan Limbah Mangrove, Para Ibu di Desa Mangkang Kompak Bikin Batik

25 November 2022 07:51 WIB
Keren! Manfaatkan Limbah Mangrove, Para Ibu di Desa Mangkang Kompak Bikin Batik

Kelompok Batik Wijaya Kusuma di Desa Mangkang membuat kreasi Batik Mangrove (HerStory/Witri Nasuha)

HerStory, Semarang —

Batik merupakan warisann nenek moyang yang memiliki sejarah panjang di Indonesia. Bahkan, batik menjadi salah satu kerajinan tradisional khas Indonesia yang diakui UNESCO. Batik juga masuk ke daam daftar representatif sebagai budaya tak-benda warisan manusia. 

Banyak cara yang bisa dilakukan dalam melesatriakan bati. Seperti yang dilakukan para ibu yang tergabung dalam Kelompok Batik Wijaya Kusuma di Desa Mangkang, Semarang, Jawa Tengah. Menariknya, mereka memanfaatkan limbah dari pohon Mangrove sebagai pewarna alami. 

Kelompok pengrajin yang terdiri dari 15 anggota itu mulai berlatih membuat batik sejak 2014 lalu. Sebelumnya, mereka hanya fokus membuat pewarna alami dari limbah Mangrove. 

"Tahun 2014 berlatih bikin batik yang dulunya hanya bisa buat pewarna saja.  

Sekira 3 bulan waktu belajar membuat batik.  Maksudnya, sudah bisa canting sendiri, gambar," ujar ketua Kelompok Batik Wijaya Kusuma, Haryati, saat ditemui di Desa Mangkang, Kamis (24/11/2022).

Lebih lanjut, Haryati memaparkan proses pembuatan pewarna alami dari limbah pohon Mangrove. Biasanya, para pengrajin memanfaatkan bagian-bagian pohon seperti akar, kulit, hingga buah ya g tak terpakai. Ataupun bibit pohon Mangrove yang tak bisa ditanam akan dialih fungsikan sebagai bahan pembuatan pewarna alami. 

"Kita pakainya limbah (limbah Mangrove). Pakai (limbah) akar, kulit, pentol, sama buahnya yang tidak dipakai. Mangrove yang enggak bisa ditanam itu bisa dimanfaatkan menjadi pewarna abadi," jelasnya. 

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.