Menu

Hempas Pikiran Jahat Moms! Ini Lho Bahaya yang Akan Dialami oleh Janin Ketika Sang Ibu Gak Bahagia!

30 November 2022 08:35 WIB
Hempas Pikiran Jahat Moms! Ini Lho Bahaya yang Akan Dialami oleh Janin Ketika Sang Ibu Gak Bahagia!

Ilustrasi perut ibu hamil. (Unsplash/Edited by HerStory)

HerStory, Jakarta —

Mungkin selama mengandung pasti kamu sering mendengar bahwa ibu yang bahagia akan menciptakan anak yang pintar dan hebat kan, Moms? Hal ini ternyata bukan suatu mutos lho.

Ketika ibu hamil merasakan perasaan tak bahagia, rupanya banyak sekali masalah kesehatan yang bisa mengintai sang janin dan tumbuh kembangnya.

Tak berhenti sampai di situ, ibu yang tak bahagia setelah melahirkan juga berujung mengganggu tumbuh kembang anak, bahkan dapat membahayakan dirinya sendiri sekaligus bayi yang dilahirkannya.

Menurut dr. Ardiansjah Dara Sjahruddin, Sp.OG., saat menghadiri acara perayaan ulang tahun Teman Bumil yang kelima pada 29 November 2022, selama masa kehamilan, banyak perubahan yang terjadi pada perempuan, mulai dari fisik hingga psikis, serta yang tak tampak, yaitu perubahan hormonal.

Pada trimester pertama, hormon yang meningkat dalam tubuh wanita antara lain hormon estrogen dan progesteron. Ditambah lagi, ada pula hormon kehamilan yang muncul, yakni hormon beta chorionic gonadotropin (beta hCG), yang kerap mengakibatkan mual dan muntah.

“Makanya enggak heran trimester pertama sekitar 75-80% ibu hamil pasti mual. Nah, yang 20% enggak mual atau istilahnya hamil kebo,” ujar dr. Dara dalam siaran pers yang dilansir dari sindikasi konten Suara.com.

Ketiga hormon tersebut sangat berpengaruh terhadap perubahan psikis ibu hamil, sehingga jadi lebih sedih, menangis, dan gampang marah-marah. Ini selaras dengan survei yang dilakukan oleh Teman Bumil terhadap 1.504 ibu hamil, 64,6% mengaku lebih mellow dan sering sedih, sementara 38,4% mengaku jadi lebih stres selama hamil.

Selain masalah hormonal, ada beberapa faktor eksternal yang menjadi pemicu ibu hamil tak bahagia atau stres. Saat ditanyakan oleh Teman Bumil, kondisi finansial yang belum stabil (44,3%) berada di urutan pertama. 

Kemudian, disusul dengan masalah kehamilan yang cukup mengganggu (35,8%), belum atau sulit menyiapkan biaya persalinan (23,9%), masih harus bekerja atau mengurus seluruh pekerjaan rumah tangga sendirian (21,5%), dan menjalani kehamilan sambil mengurus anak (20,7%).

Dampak bagi Janin Bila Ibu Tak Bahagia

Meski kebanyakan terjadi di trimester pertama, kondisi psikis yang naik turun juga bisa berlanjut sampai trimester kedua, bahkan trimester ketiga. Hal yang paling mengganggu di trimester kedua, ujar dr. Dara, biasanya terkait dengan perubahan bentuk fisik.

Sementara di trimester ketiga, ibu hamil kerap stres terkait proses persalinan yang akan ditempuhnya kelak. Walau hormon berperan besar, kesedihan pada ibu hamil tak boleh dibiarkan berlarut-larut. 

“Dampak secara tidak langsung itu ada, ya. Contohnya, ibu-ibu yang bersedih berkepanjangan berpotensi mengalami persalinan prematur. Bisa juga, anaknya kecil. Kita istilahkan BBLR (bayi berat lahir rendah),” ungkap dr. Dara.

Saat para ibu hamil sedih dan banyak pikiran, mereka bisa jadi malas makan atau makan tak teratur. Akibatnya, janin menjadi kekurangan nutrisi lalu mengalami BBLR. Ada pula yang sampai tak menjaga kebersihan diri, yang berisiko tubuh terpapar banyak bakteri.

Bakteri pun bisa masuk dari vagina ke dalam rahim, lalu menginfeksi selaput ketuban, yang memperbesar potensi mengalami ketuban pecah dini dan persalinan prematur lho Moms.

Setelah Melahirkan, Kebahagiaan Ibu Juga Perlu Diperhatikan

Setelah melahirkan pun kondisi psikis ibu tak boleh diabaikan. Jika selama hamil hormon ibu mendadak meningkat, maka seusai bersalin hormon mendadak menurun, yang membuat perasaan jadi tak menentu. Kondisi ini kita kenal dengan baby blues.

Dari 1.259 partisipan survei Teman Bumil yang memiliki anak 0-5 tahun, sebanyak 44,3% mengatakan mereka mengalami baby blues. Baby blues, tutur dr. Dara, bisa terjadi 2-3 hari setelah melahirkan lalu berlanjut hingga kurang lebih 2 minggu. Normalnya ini akan hilang.

Namun bila diabaikan, dapat berlanjut menjadi depresi postpartum. Ini cukup berbahaya karena ibu dapat melakukan hal-hal yang bisa membahayakan dirinya sendiri maupun sang Anak.

Baca Juga: Program Hamil Anak Kedua Rentan Memicu Infertilitas Sekunder, Moms Simak Yuk Cara untuk Mencegahnya!

Baca Juga: Bye bye Insomnia, Cuss Intip 5 Trik Biar Para Moms Hamil Tidur Nyenyak Setiap Malam, Nomor 1 Ampuh Banget!

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.

Share Artikel:

Lihat Sumber Artikel di Suara.com

Konten Sindikasi: Artikel ini merupakan kerja sama HerStory dengan Suara.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi artikel yang tayang di website ini menjadi tanggung jawab HerStory.

Oleh: Azka Elfriza