Ilustrasi Mengurus Keuangan. (Pixabay/Edited by HerStory)
Kemudian, Anton mengatakan bahwa kaum milenial identik dengan pengeluaran konsumtif, khususnya bagi milenial yang sudah memiliki penghasilan pribadi tapi belum berkeluarga. Sebaiknya, millenial mulai membedakan kebutuhan dan keinginan ketika hendak melakukan konsumsi di tengah resesi ekonomi.
Sebagai saran, sambung Anton, milenial dapat terlebih dulu menyisihkan penghasilannya untuk membayar kewajiban sebesar 30%. Lalu, mempersiapkan dana cadangan, tabungan, maupun kebutuhan dana proteksi termasuk asuransi sebesar 20i penghasilan.
“Sisanya bisa untuk konsumsi sehari-hari. Jadi, bagi yang masih memiliki utang sebaiknya utang diselesaikan dahulu, lalu penuhi dana cadangan, tabungan, proteksi dan asuransi. Jika ada sisanya baru untuk konsumsi,” tuturnya.
Lebih lanjut, kata Anton, dalam menghadapi potensi resesi ekonomi tahun depan, milenial diminta tak menambah utang atau cicilan apalagi yang bersifat konsumtif. Alasannya, tambahan utang ini justru bisa menimbulkan masalah ke depannya jika tidak bisa dilunasi.
“Saat resesi ekonomi akan dipenuhi ketidakpastian dan belum tentu penghasilan milenial saat ini masih bisa bertahan dalam kurun waktu beberapa bulan ke depan karena resesi ekonomi ini berdampak bagi semua sektor,” pungkasnya.
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.