Ilustrasi seorang ibu sedang menyusui anaknya. (pinterest/freepik)
ASI merupakan salah satu sumber nutrisi terbaik untuk bayi. Menyusui enggak cuma memberi nutrisi pada bayi, tetapi juga merupakan salah satu cara terbaik untuk menjalin ikatan dengan si kecil. Pengalaman yang menyenangkan dan menghibur ini bisa menjadi mimpi buruk ketika si kecil mulai menangis selama atau setelah sesi menyusui.
Sering kali Moms enggak tahu apa yang si kecil maksud dari tangisannya yang enggak kujung selesai. Artikel ini merangkum kemungkinan apa saja yang membuat bayi menangis ketika sedang meyusu.
Banyak bayi menangis saat menyusui karena aliran ASI. Jika bayimu batuk atau muntah setelah kamu mulai menyusui, mungkin mengalami aliran ASI yang terlalu reaktif (kencang). Sebaliknya, jika saat mulai menyusu, si kecil menarik keluar, melengkungkan punggungnya dan meremas payudaramu, ini berarti kamu mengalami aliran ASI yang lebih lambat. Kamu bisa mencoba kompresi payudara untuk memperlancar alirannya.
Tangisan atau rewel juga mungkin menandakan keinginan bayi untuk bersendawa atau buang angin. Sambil menggeser bayi dari satu payudara ke payudara lainnya, usap punggungnya dengan lembut. Namun, setelah bayi berusia enam bulan atau lebih, ia mungkin bersendawa sendiri. Kamu bahkan dapat mengganti popoknya untuk mengeluarkan gas yang terperangkap di bokongnya.
Bayi yang berusia tiga bulan atau lebih mudah terganggu oleh lingkungannya. Jika bayimu mudah penasaran ketika mendengar suara keras, upayamu mengembalikannya ke payudara mungkin membuatnya kesal. Ia ingin tahu dulu dari mana suara-suara itu berasal.
Jika ia merasa terganggu dengan suara-suara, pindahlah ke tempat yang lebih nyaman.
Beberapa bayi menangis dan rewel saat tumbuh gigi. Saat gusi mereka sakit, isapan menyebabkan rasa sakit dan ketidaknyamanan.
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.