Eks Kadiv. Propam, Ferdy Sambo bersama ajudannya (Istimewa)
Dinda pun juga membantah bahwa grup tersebut dibuat usai Brigadir J tewas. Menurut kesaksian Bripka RR, grup tersebut sudah dibuat jauh-jauh hari ketika Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat masih hidup. Namun, usai insiden penembakan, seluruh anggotanya keluar dari grup tersebut.
Bripka RR pun akhirnya berinisiatif untuk membuat kembali grup WhatsApp untuk keperluan berkomunikasi dengan ajudan dan para pekerja di rumah Sambo.
Jadi grup awal itu nama tetep Duren Tiga, tapi karena pasca Yosua sudah meninggal, semua orang di grup itu pada left grup, makanya Ricky bingung gimana mau laporan-laporan," kata Dinda.
"Jadi dibuatkan Ricky lagi, Disitu ada richard juga, tapi Richard left karena Richard ganti nomor. Makanya kemarin saat kami perjelas berapa orang yang ada di grup, lebih dari 7. Kalo disebutkan banyak," sambungnya.
Dinda melanjutkan, tujuan pembuatan Grup WhatsApp tersebut adalah memudahkan koordinasi antara para ART serta ajudan Ferdy Sambo, hal ini disebutnya sama sekali tak berkaitan dengan kasus pembunuhan Brigadir J.
"Grup itu grup yang ada semua isi rumah FS PC, karena kalau grup ABS (anak buah sambo) itu yang cuma ajudan aja. Tapi kalo duren tiga itu ada FS dan PC nya. Ada semua ART, ajudan, driver, FS dan PC," pungkasnya.
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.
Share Artikel:
Lihat Sumber Artikel di Populis
Konten Sindikasi: Artikel ini merupakan kerja sama HerStory dengan Populis. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi artikel yang tayang di website ini menjadi tanggung jawab HerStory.