Menu

Kemajuan Teknologi Jadi Alasan Poppy Octavia Dirikan Madre Indonesia

09 Maret 2020 19:30 WIB
Kemajuan Teknologi Jadi Alasan Poppy Octavia Dirikan Madre Indonesia

Poppy Octavia, Chief Mother Officer Madre Indonesia. (HerStory/Nada Saffana)

HerStory, Jakarta —

Seiring berjalannya waktu, teknologi pun ikut berkembang. Biasanya semua manual, kini sudah serba digital. Salah satu hal yang berubah juga ada di bidang kreatif. Perubahan itu dilihat oleh Poppy Octavia selaku Chief Mom Officer dengan mendirikan Madre Indonesia.

Kepada redaksi HerStory, Poppy Octavia menceritakan pengalamannya dalam membangun Madre Indonesia sejak berdiri di akhir 2016 lalu.

“Jadi Madre itu sebenarnya namanya berasal dari bahasa spanyol artinya Ibu, source of life gitu. Berdirinya sejak Desember akhir 2016. Jadi sekarang udah memasuki mau tahun ke-4,” ujarnya saat ditemui di daerah Panglima Polim, Jakarta Selatan, Rabu (26/2/2020).

Ia juga mengatakan bahwa Madre adalah perusahaan yang bergerak di bidang periklanan yang menyediakan jasa public relation hingga konten.

“Kita itu bergerak dibidang kreatif. Sebenarnya Madre ini punya sister company dulunya, memang bergeraknya dibidang advertising jadi memang bergeraknya di bidang itu adalah branding, konsep brand dan produk gitu. Sampai akhirnya di-extend buat Madre ini karena Madre ini ingin punya visi melihat tren juga kedepannya akan lebih banyak brand yang ingin punya owning properti sendiri. Properti dalam artian bisa bentuknya kolaborasi dengan brand lain, kolaborasi dengan kreator karena banyak banget sekarang youtuber sama konten kreator sampai kita bikin Madre,” tambahnya.

Baca Juga: Wanita Karier Sering Dinyinyirin Enggak Peduli Anak, Poppy Octavia Miris

Ia juga menyampaikan bahwa dengan visi tersebut, dibuat lah Madre dengan memiliki tiga bisnis line utama. Pertama, Madre ingin membuat experiential event di mana para pengunjung bukan hanya menikmati acaranya saja, tetapi juga bisa menikmati pengalaman lain di acara yang dibuat oleh Madre.

“Bisnis linenya ada tiga sebenarnya. Mau bikin experiential event. Kalau konvensional itukan cuma bikin event-event kayak bazar, show case, expo atau musik konser. Orang kalau liat musik konser, udah terus pulang, kita ingin develop sesuatu yang ada experience-nya lebih banyak dengan audience karena kita melihat tren kalau ada event tuh orang enggak sekadar ingin datang aja tapi juga ingin lama di situ, ingin eksplor macam-macam. Jadi one activation bisa dapetin banyak hal, experience-nya juga bisa lebih dibangun. Jadi si audience-nya yang datang bisa betah gitu lama-lama di event, sesimpel itu sebenarnya,” kata Poppy.

Selain itu, Madre juga memiliki line bisnis Public Relation (PR) atau dalam bahasa Indonesia disebut hubungan masyarakat. Dengan modifikasi sesuai zaman digital, PR Madre tentunya beda dari PR konvensional lainnya.

“Terus yang kedua, public relation karena kita pengen si public relation tuh enggak konvensional juga karena sekarang udah masuk ke digital kan, jadi digital PR sama develop konten sama yang terakhir adalah konsep in design,” tambahnya.’

Dengan didirikannya Madre, Poppy berharap bahwa sesuatu yang terlihat enggak ada nilainya bisa menjadi ide dan memberikan efek yang positif untuk klien yang menggunakan jasa Madre.

Our strength adalah bagaimana sesuatu yang posible, nol, kita jadiin ideas, kita jadi eksekusinya, bisa dimonitor. dan giving impact buat brand, produk, atau sponsor, atau klien yang bekerja sama dengan kita, jadi bisnis linenyanya tiga. Buat konsep sama desain, kemudian experiential event sama ketiga adalah PR,” tuturnya.

Tentunya Madre berbeda dengan event organizer pada umumnya. Jika EO konvensional hanya menjalankan eksekusinya saja, Madre justru memikirkan konsep dari awal acara hingga selesai acara.

“Bukan EO doang sebenarnnya, kalau EO itukan hanya sekadar eksekusi nah industrinya sendiri sebenarnya berubah, kalau dulu tuh konvensional hanya eksekusi, kita beyond itu sebenarnya. Di mana kita duduk bareng sama klien, develop konsepnya, experience-nya, programnya, mengkurasi konten dan speaker-nya sampai jadi sebuah event yang sampai orang-orang yang datang bisa enjoy terus pulangnya nanti ada feedback-nya lagi. Jadi yang mau kita bangun adalah emang experience antara brand dan konsumen. Kalau garis besarnya outputnya apa bisa macam-macam. Bisa event, PR, sebuah konten, konsep, produk kolaborasi,” tutup Poppy.

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.

Share Artikel:

Oleh: Nada Saffana