Ilustrasi sakit stroke. (pinterest/freepik)
Beauty, kamu mungkin sudah tahu jika stroke adalah kondisi yang mengancam jiwa yang membutuhkan perhatian segera.
Penyakit ini juga disebut serangan otak, dan dapat terjadi ketika sesuatu menghalangi suplai darah ke bagian otak atau ketika pembuluh darah di otak pecah, jelas Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS.
Jika seseorang selamat dari stroke, ada kemungkinan besar otaknya akan rusak atau mati, mengakibatkan kecacatan dan kematian jangka panjang. Karenanya, mari kita sama-sama ketahui dan pahami risikonya.
Menurut Mayo Clinic, orang berusia 55 tahun ke atas, mereka yang memiliki kondisi medis yang sudah ada sebelumnya seperti tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, diabetes, dan orang dengan riwayat keluarga stroke, serangan jantung, atau serangan iskemik transien dapat berisiko lebih besar terkena penyakit ini.
Namun selain faktor risiko tersebut, sleep apnea yang parah juga dapat meningkatkan risiko serangan otak.
Perlu kamu ketahui, Beauty, sleep apnea adalah gangguan tidur yang serius dimana pernapasan berulang kali berhenti dan mulai tiba-tiba disertai dengkuran yang keras. Yang menarik adalah laporan menunjukkan kemungkinan hubungan antara sleep apnea dan stroke.
The Sleep Apnea Organisation mengungkapkan, sleep apnea terjadi pada hingga 70 persen pasien setelah mereka mengalami stroke.
Selain itu, telah dilaporkan bahwa gangguan pernapasan saat tidur bahkan dapat mendahului stroke. Namun, telah ditemukan bahwa sekitar 85 persen orang dengan sleep apnea tidak tahu mereka mengidapnya, sehingga menjadi ancaman bagi otak. Inilah mengapa para ahli percaya sleep apnea menjadi faktor risiko stroke.
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.