Ilustrasi kesehatan reproduksi wanita. (Pinterest/Freepik)
Sampai saat ini, penyebab vaginismus masih belum diketahui secara pasti. Namun, terdapat sejumlah faktor fisik dan non-fisik (mental) yang diduga berperan terhadap terjadinya kelainan ini. Pada kasus yang serius, vaginismus bisa disebabkan oleh kombinasi kedua faktor tersebut. Penyebab vaginismus non-fisik, antara lain:
- Adanya ketakutan untuk berhubungan intim, seperti takut hamil atau takut sakit.
- Sedang merasa gelisah atau stres.
- Adanya isu dengan pasangan, seperti kekerasan, ketidakpercayaan, hubungan yang sudah menjauh, dan lain-lain.
- Pernah mengalami kejadian traumatis, seperti pemerkosaan atau kekerasan.
- Pengalaman masa kecil, seperti cara didik orangtua atau paparan gambar seksual.
Sementara itu, penyebab vaginismus fisik, meliputi:
- Mengidap kondisi medis tertentu.
- Dampak setelah persalinan.
- Perubahan fisik terkait usia.
- Trauma pada pelvis.
- Efek samping dari obat-obatan.
Dengan kata lain, wanita yang pernah mengalami kekerasan seksual atau trauma, memiliki masalah dengan pasangannya, takut hamil, dan trauma dengan hubungan intim pertama yang menyakitkan, berisiko tinggi mengalami vaginismus.
Cara mengatasi vaginismus pada tiap pengidap bisa berbeda-beda, tergantung penyebabnya. Namun, hampir sebagian besar vaginismus bisa disembuhkan. Biasanya, vaginismus bisa diatasi dengan melakukan terapi relaksasi vagina, terapi emosional, dan operasi.
Pada kasus vaginismus yang disebabkan oleh kondisi medis, mengatasi penyebab yang mendasarinya adalah cara efektif untuk mengatasi gangguan seksual tersebut.
Pengidap juga bisa mengganti obat-obatan yang diketahui bisa menyebabkan masalah lubrikasi, sehingga risiko mengalami vaginismus bisa diminimalisir.
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.