Ilustrasi gagal ginjal akut pada anak (Getty Images/Edited By HerStory)
Moms, belakangan beredar kasus gagal ginjal akut yang menyerang anak-anak, hal ini menimbulkan kekhawatiran bagi orang tua.
Melihat kasus yang beredar di masyarakat, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengeluarkan imbauan penghentian sementara pemberian obat sirup untuk anak-anak. Sebaiknya, para orang tua terlebih dulu mencari tahu cara lain mengobati demam pada anak sebelum memberikan obat sirup.
Dilansir dari laman Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, Juru Bicara Kemenkes, Mohammad Syahril, melaporkan, hingga kini sudah ada 206 kasus gangguan ginjal akut misterius yang menyerang anak-anak.
Kasus tersebut terjadi di 20 provinsi di Indonesia, termasuk DKI Jakarta dan Jawa Barat. Dari total 206 anak, sebanyak 99 anak di antaranya meninggal dunia. Kemenkes menyebut adanya peningkatan kasus gangguan ginjal akut yang terjadi pada anak usia 0-18 tahun, dengan mayoritas terjadi pada usia balita.
Melihat kasus gagal ginjal akut yang kian melonjak, pemerintah pun mengimbau orang tua untuk tak memberikan obat sirup sebagai pengobatan anak-anak tanpa resep dokter.
“Kemenkes mengimbau masyarakat untuk pengobatan anak, sementara waktu tak mengonsumsi obat dalam bentuk cair/sirup tanpa berkonsultasi dengan tenaga kesehatan,” tutur dr Syahril dalam siaran pers Kemenkes, dikutip Selasa (7/2/2023).
Adapun, imbauan itu berdasarkan surat edaran tatalaksana pasien anak dengan Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal/Atypical Progressive Acute Kidney Injury yang dikeluarkan oleh Kemenkes pada Selasa, 18 Oktober 2022.
Kemenkes menegaskan, ini termasuk segala jenis obat dengan sediaan sirup atau cair, bukan hanya obat yang mengandung parasetamol sediaan cair atau sirup saja.
Kamu juga mesti waspada ya, Moms, gejala-gejala yang menyertai gangguan ginjal misterius itu adalah gejala anuria atau oliguria yang terjadi secara tiba-tiba.
Melansir Cleveland Clinic, anuria adalah kondisi saat ginjal tak memproduksi urin atau ak buang air. Anuria adalah bentuk dari oliguria yang paling parah, yang berarti ginjal tidak menghasilkan cukup urin.
Plt. Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan, dr. Yanti Herman, MH. Kes, menjelaskan, diperlukan penegakan diagnosis dalam menangani pasien gagal ginjal akut.
Yakni, dengan mengamati gejala dan tanda klinis yang dialami pasien, salah satunya terjadi penurunan jumlah buang air kecil (oliguria) atau tidak ada sama sekali urin (anuria) secara cepat dan tiba-tiba.
“Bila anak mengalami gejala dan tanda disertai dengan volume urine berkurang atau tidak ada urine selama 6-8 jam (saat siang hari), segera bawa anak anda ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut,” lanjut dr. Yanti.
Ia pun menambahakan, gejala awal gangguan ginjal akut mencakup infeksi saluran cerna dan gejala ISPA.
Mirisnya, Rabu (1/3/2023) lalu, terkonfirmasi pasien gagal ginjal akut pada anak dilaporkan meninggal dunia.
Berdasarkan catatan Kemenkes, berikut kronologi dan gejala yang dialami kedua pasien gangguan ginjal akut pada anak, Moms.
Nah Moms, dengan dilaporkannya tambahan kasus baru gagal ginjal akut pada anak, hingga 5 Februari 2023, tercatat 326 dan ada satu suspek yang tersebar di 27 provinsi di Indonesia.
Dari data tersebut, 116 kasus dinyatakan sembuh, sementara 6 kasus masih menjalani perawatan di RSCM Jakarta.
Tetap waspada ya, Moms! Dan jangan lupa untuk ikuti imbauan dari Kemenkes ini.
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.
Share Artikel: