Presiden Jokowi Resmikan Gedung Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak RS Ngoerah, Bali (Istimewa)
Pada Senin 2 September 2024, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Gedung Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Rumah Sakit (RS) Prof. Ngoerah Bali.
Diketahui bahwa gedung ini adalah gedung ke-5 yang diresmikan oleh sang Presiden didampingi oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, dan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto.
Setibanya di lokasi, pria asal Solo itu langsung meninjau bagian poliklinik anak, ruang bersalin, dan ruang operasi krisan (OK). Melihat keseluruhan rumah sakit, tentu saja sang Presiden sangat puas terutama dengan interior yang dipakai bak hotel bintang lima.
“Saya masuk tadi ke gedung baru RS Prof Ngoerah ini seperti masuk hotel bintang lima, ruang tunggu sangat bagus, furniture ditata sangat bagus sekali,” ucap Presiden, merangkum dari laman resmi Kemenkes, Selasa (3/9/2024).
Gak cuma itu saja, ada pula peralatan kesehatan yang canggih dan modern melengkapi layanan masyarakat ini lho Beuaty!
Dengan berbagai pilihan peralatan yang ada, ia optimis rumah sakit ini akan bisa menurunkan angka kematian ibu dan bayi di Bali, bahkan di seluruh Indonesia.
“Ini akan mengurangi kematian ibu dan anak di Provinsi Bali dan pada umumnya di negara kita Indonesia,” kata Presiden Jokowi.
Diketahui bahwa rumah sakit dengan kapasitas 326 tempat tidur ini telah menelan anggaran sebesar Rp 233 miliar. Namun menurutnya, besaran anggaran yang keluar bukanlah sebuah masalah asalkan digunakan untuk tujuan yang baik terlebih ini bisa membantu masyarakay mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal.
“Tapi tidak apa-apa, asal masyarakat khususnya ibu dan anak mendapatkan pelayanan kesehatan yang sebaik-baiknya,” tutur Presiden Jokowi.
Ditambahkan oleh Menkes Budi, pembagunan gedung pelayanan ibu dan anak itu karena angka kematian bayi di Indonesia, yaitu sekitar 78 ribu kematian setiap tahunnya.
“Setiap tahunnya sebanyak 78 ribu bayi meninggal dari 4,6 juta yang lahir. Indonesia termasuk yang paling tinggi, itu di atas 15/1.000, negara-negara maju bisa 2/1.000,” kata Menkes Budi.
Ia juga menegaskan penyebab tertinggi kematian bayi di Indonesia adalah karena lahir prematue yang belum mencapai 37 minggu dan memiliki berat badan di bawah bayi normal yang berkisar 2,5-4 kilogram (kg).
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.