Ilustrasi Alat Kontrasepsi. (Pinterest/Edited by HerStory)
Kontrasepsi hormonal diketahui memang lebih efektif untuk mencegah kehamilan dibandingkan kontrasepsi non hormonal. Namun, kontrasepsi hormonal bisa mengatasi masalah kesehatan lainnya, seperti meredakan sakit menstruasi, mengatasi masalah kulit, risiko kanker ovarium dan endometrium hingga penyakit radang panggul simptomatik.
Contoh dari kontrasepsi hormonal adalah pil KB, patch atau koyo kontrasepsi yang harus ditempel pada kulit dan diganti setiap minggu.
Selain itu, terdapat juga ada juga cincin vagina yang harus diganti setiap bulan, suntikan kontrasepsi yang dilakukan setiap tiga bulan, atau implan yang ditempatkan di bawah kulit atau ke dalam rahim diganti setiap 3 tahun.
Kontrasepsi non hormonal sendiri merupakan jenis kontrasepsi yang bisa mengurangi risiko kehamilan yang tidak diinginkan tanpa menggunakan hormon. Kontrasepsi ini pun memiliki berbagai metode, seperti metode penghalang (kondom) atau keluarga berencana alami (mengeluarkan sperma di luar vagina).
Jenis non hormonal lainnya yaitu alat kontrasepsi dalam rahim, seperti misalnya intrauterine device (IUD) tembaga, spermisida dan gel kontrasepsi.
Kontrasepsi non hormonal ini mampu mencegah kehamilan, dengan cara membunuh sperma atau membuat lingkungan vagina atau rahim tidak ramah untuk sperma.
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.