Adapun yang membuat tempe memiliki manfaat tinggi adalah proses pembuatannya. Saat diolah, bahan-bahan untuk membuat tempe, seperti ragi mampu menghilangkan efek negatif dan meningkatkan manfaat positif dari kedelai. 

“Pertama itu meningkatkan asam lemak, asam amino, dan menurunkan karbohidrat. Saat diolah, tempe juga meningkatkan kadar antioksidan, dan mineral. Selain itu, kedelai yang diolah menjadi tempe kadar asam fitat dan anti tripsin berkurang,” ucap dr. Fiastuti. 

Tak hanya itu, tempe yang sudah jadi mengandung protein nabati, serat, tsoflavon peptida probiotik, kalsium, potassium, magnesium dan phytoetrogen. 

dr. Fiastuti juga mengatakan, kandungan-kandungan tersebut bisa menjaga tubuh dari berbagai penyakit, seperti serangan jantung dan masalah saluran cerna. 

“Tempe juga menjaga kadar glukosa darah, kadar kolesterol darah sehingga menjaga kesehatan jantung. Sementara bagi wanita bisa menurunkan gangguan pada kondisi menopause serta anti kanker,” katanya. 

Lebih lanjut, dr. Fiastuti memaparkan kebutuhan protein harian bagi manusia. Hal ini guna menyeimbangkan gizi, seperti pembentukan hormon hingga respon imun dalam tubuh. 

“Secara ilmiah kebutuhan protein itu 0,8-1,2 gram setiap 1kg berat badannya. Di dalam satu porsi tempe proteinnya 6-8 gram. Perlu diingat meski tempe super food, perlu protein nabati dalam variasi makanan,” tutupnya. 

Baca Juga: Kriuk Abis! Gini Cara Menggoreng Tempe yang Garing dan Renyah, Dijamin Bikin Ketagihan