Menu

Cerita Dea Saskia Putri, Selebgram di Manajemen Awkarin yang Idap Bipolar

10 Januari 2020 13:30 WIB
Cerita Dea Saskia Putri, Selebgram di Manajemen Awkarin yang Idap Bipolar

Dea Saskia Putri, Selebgram A Team Management (Instagram/deaskiaptr)

HerStory, Jakarta —

Beauty siapa sih yang belum mengenal Dea Saskia Putri? Dea memulai karirnya dengan bergabung menjadi salah satu selebgram dibawah naungan manajemen Awkarin, A Team Management.

Akhir tahun lalu, Dea sempat memberikan pengakuan yang cukup mengejutkan warganet mengenai mental illness yang diidapnya. Lewat channel Youtube-nya, Dea mengaku mengidap Bipolar Disorder.

Wanita kelahiran 2000 ini mengaku mental illness yang diidapnya bermula sejak ia duduk dibangku menengah pertama. Dea punya kebiasaan buruk untuk menyakiti dirinya sendiri atau Self-Harm saat itu. 

"Ditahun ini, tahun 2019 di usia 19 tahun, aku dinyatakan mengidap Bipolar Disorder. Semua bermula dari pas aku SMP, aku punya kebiasaan yang sebenernya enggak baik gitu. Aku punya kebiasaan untuk self-harm," ujarnya lewat channel Youtube, Dea Saskia Putri.

Kala itu, saat marah atau enggak bisa mengontrol emosinya, Dea selalu melampiaskan ke hal yang menyakiti dirinya. Padahal, Dea mengaku masalah yang dihadapinya enggak terlalu berat. Masalahnya hanya seputar anak di usia puber pada umumnya. 

Seiring berjalannya waktu, kebiasaan tersebut berlanjut sampai setiap ada masalah Dea langsung menyakiti dirinya sendiri. Dea mengaku, waktu awal melakukan Self-Harm ia merasa takut karena sakit, namun karena udah terbiasa rasanya sudah mati rasa untuk melukai bagian tubuhnya sendiri.

"Awalnya aku ngerasa takut ngelakuin Self Harm itu karena sakit sampe sekarang kalau ngelakuin hal itu udah enggak sakit sama sekali. Jadi kayak udah mati rasa gitu,"katanya.

Singkat cerita, ketika Dea sudah Lulus SMA, ia mengaku kerap menangis tanpa ada hal yang pasti. Bahkan ia sempat berpikir untuk mengakhiri hidupnya  karena merasa enggak berguna dalam hidup ini. 

"Singkat cerita, kemarin pas liburan lulus-lulusan aku tuh kebanyakan di rumah. Aku janji sama admin aku buat nyelesain endorse-an. Tapi malah enggak aku kerjain, aku malah diem di kamar, nangis setiap hari dan selalu ada pikiran buat bunuh diri. Terus aku mulai galauin mantan aku, tapi itu bukan alasan utama, aku ngerasa useless enggak berguna kayak udahlah pengen mati aja," tambahnya.

Enggak cuma itu aja Beauty, bahkan ketika Dea sedang mendengarkan lagu dengan tempo yang cepat ia juga suka tiba-tiba menangis. Dea menyadari keadaannya saat itu sangat aneh. Ia pun memutuskan untuk pergi ke seorang psikolog bersama temannya.

Tetapi saat itu, ia belum punya uang yang cukup dan enggak berani untuk meminta kepada kedua orang tuanya.  Ia hanya mengandalkan mengumpulkan gaji sebagai Selebgram untuk bisa berobat ke ahlinya.

Dea pun mulai disibukkan dengan dunia perkulaihan saat itu. Menjadi mahasiswa baru, Dea sangat senang bertemu teman da lingkungan yang baru. Dea sempat merasakan keadaannya mulai membaik semenjak kuliah.

Baca Juga: Simak Kisah Cerelia Raissa yang Hidup dengan 5 Gangguan Mental

Hingga pada puncaknya, suatu hari ia bersama beberapa teman A Team Management ingin kongkow di salah satu kafe. Tetapi, Dea mengurungkan niatnya karena tidak diizinkan oleh kedua orang tuanya. Namun, dalam perjalanan pulang sehabis menonton pensi Gangga-Danilla, Dea bertemu salah satu temannya dan pergi bersamanya. 

Kedua orang tuanya mengetahui kepergian Dea. Saat pulang, Dea pun dimarahi karena sudah pergi walaupun tidak diberi izin. Saat itulah, Dea mencoba mengutarakan apa yang ia rasakan selama ini. Mulai dari percobaan bunuh dirinya hingga keinginan menemui seorang psikolog. 

Mendengar pengakuan Dea kala itu, sang Ayah menawarkan untuk menemaninya pergi ke seorang psikiater dan membayar semua biaya yang dibutuhkan untuk menemui sang ahli.

"Pokoknya aku bilang, kayak akau ada pikiran bunuh diri segala macem aku ceritain semuanya ke mereka. Aku juga bilang soal aku mau ke psikiater sama temen aku. Akhirnya Papah aku yang nemenin aku ke psikiater, jadi dia yang nemenin aku dan dibiayain sama dia,"ceritanya.

Singkat cerita, Dea pun menemui Psikiater yang menurutnya mampu mendiagnosis dan memberikan obat. Dea menceritakan apa yang dialaminya selama ini. Setelah mendengar semua ceritanya, ia pun mendiagnosa Dea terkena Bipolar Disorder.

"Akhirnya si dokter ngejelasin ke aku dan juga papah kalau aku ngidap Bipolar Disorder. Awalnya Papah ngira kalau Bipolar itu punya dua kepribadian. Tapi setelah dijelasin sama dokter dia akhirnya paham,"ucapnya.

Dea pun diberi pilihan untuk mengonsumsi obat atau enggak mengonsumsinya. Karena merasa sudah lelah menghadapinya sendiri, Dea pun memilih untuk mengonsumsi obat. Menurutnya, mental illness yang diidapnya ini enggak bisa disembuhin dan hanya bisa dibantu dengan treatment atau perawatan.

"Dan sekarang ini aku sedang menjalani treatment minum obat setiap hari untuk mood stabilizer , jadi ini masih proses. Aku belum tau obat yang tepat buat aku itu apa, seberapa dosisnya , jadi harus sabar nunggu karena prosesnya cukup lama,"

Keberadaanya sebagai pengidap Bipolar Disorder ini, Dea berharap agar lingkup disekitarnya mulai peduli dengan kesehatan mental karena bisa terjadi ke siapa pun dan kapan pun.

"Aku berani speak up tentang Bipolar Disorder ini bukan karena pengen caper karena aku ngerasa aku peduli sama diri aku sendiri dan juga orang-orang di sekitar. Jadi aku pengen kita tuh sama-sama aware sama mental health ini karena bisa terjadi ke siapa aja dan kapan aja," pungkasnya.

Baca Juga: Ingin Punya Mental Baja? Lakukan 5 Tips Melatih Mental untuk Jadi Sosok yang Kuat

Baca Juga: Moms, Seni Ternyata Ampuh Membuat Kesehatan Mental Terjaga Lho, Simak Kata Psikolog di Sini Yuk!

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.

Artikel Pilihan