Minuman isotonik memiliki kandungan ion dan elektrolit yang mirip dengan cairan tubuh, sehingga lebih mudah diserap dan cepat menggantikan cairan tubuh yang hilang.
"Selain itu, minuman isotonik juga dapat menjaga performa dan daya tahan otot, sehingga dapat mengembalikan energi segera setelah aktif beraktivitas,” tambah dr. Yohan.
Umumnya, orang dewasa minum sekitar 30-35 ml/hari per kilogram berat badan, atau sekitar 2,5-3,5 liter/hari (8-10 gelas/hari), namun dapat dikurangi atau ditambah tergantung kondisi kesehatan, suhu, dan sebagainya.
Buatlah jadwal minum yang dikaitkan dengan aktivitas tertentu, misalnya minum setiap setelah bangun atau sebelum tidur, sebelum makan, sebelum pulang kerja, dan sebagainya.
"Jika perlu pasang alarm untuk mengingatkan jadwal minum agar kita tidak kehilangan banyak cairan. Karena kadang kita tidak merasakan sinyal haus padahal sudah terjadi dehidrasi ringan. Nah, kalau sudah begitu minuman isotonik adalah pilihan tepat, karena lebih cepat diserap oleh tubuh dan cepat menggantikan cairan tubuh yang hilang,” ujar dr. Yohan.
Selain itu, strategi hidrasi saat berpuasa juga harus diperhatikan. Di bulan Ramadan, penuhi kebutuhan cairan tubuh dan atur strategi hidrasi saat sahur, saat berbuka puasa, saat makan malam, dan sebelum tidur.
"Di saat-saat tersebut, lengkapi juga dengan minuman isotonik yang mengandung ion lengkap dan dibutuhkan oleh tubuh agar ibadah puasa berjalan lancar dan terhindar dari dehidrasi,” tutup dr. Yohan.
Baca Juga: Agatha Chelsea Sebut Menjaga Kulit Tetap Sehat Jadi Salah Satu Bentuk Self-Love, Ini Caranya!