Ilustrasi anak-anak yang memiliki masalah gizi (Shutterstock/Gary Yam)
Dalam rangka meningkatkan upaya menurunkan prevalensi stunting serta mengurangi risiko kematian ibu dan bayi, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengajak warga mengatur jarak waktu melahirkan.
Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo, mengungkapkan, bukan tanpa alasan, menjaga jarak waktu kelahiran juga dapat meningkatkan kesehatan ibu.
“Jarak waktu kelahiran itu 24 bulan agar menyusuinya sempurna. Kalau di Al-Quran itu 30 bulan tetapi WHO 36 bulan, saya kira 30 bulan sudah bagus,” tutur Hasto, dalam siaran pers yang diterima HerStory, Kamis (13/4/2023).
Sementara itu, Studi dari United States Agency for International Development (USAID) menyebut, jarak usia antara kakak dan adik yang ideal adalah 3-5 tahun.
Menurut BKKBN, menjaga jarak kelahiran akan lebih menguntungkan bagi keluarga dalam banyak hal, seperti kesehatan dan perencanaan ekonomi lebih baik.
Seperti diketahui, jarak kelahiran yang terlalu dekat juga berisiko membuat anak menjadi kurang gizi dan stunting.
Risiko penyakit lainnya akibat jarak kehamilan yang dekar adalah potensi prematur, plasenta terkelupas, gangguan bawaan, hingga anemia ibu.
Adapun salah satu cara menjaga jarak kehamilan adalah dengan menggunakan alat kontrasepsi. Moms juga bisa melakukan pengendalian kelahiran, dengan implan, pil, dan kondom.
Kehamilan jarak dekat tidak memberi Moms cukup waktu untuk pulih dari kehamilan. Diketahui, kehamilan dan menyusui dapat menghabiskan simpanan nutrisi, terutama asam folat.
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.