Menu

Waspada! Otot Sering Berkedut? Masalah Kesehatan Ini Mengancammu

19 Januari 2021 12:00 WIB
Waspada! Otot Sering Berkedut? Masalah Kesehatan Ini Mengancammu

Kedutan yang terkadang terjadi di mata (Shutterstock)

HerStory, Purwokerto —

Beauty pernah merasakan otot berkedut? Sepertinya semua orang pernah mengalaminya ya. Sensasi yang dirasakan biasanya otot jadi tegang atau seperti ditarik. Uniknya, kedutan ini biasanya terjadi di beberapa tempat seperti ibu jari, kelopak mata, atau betis. Kedutan ini biasanya akan hilang dengan sendirinya dalam beberapa detik atau menit. Otot yang berkedut ini terkadang juga dikaitkan dengan mitos tertentu seperti kedutan di kelopak mata menandakan sedang ada orang yang membicarakan kita. Tapi sebenarnya apa sih yang bikin otot kita berkedut?

Di dalam tubuh kita, sistem saraf pusat bertugas sebagai pusat perintah dan komunikasi di dalam tubuh manusia. Sel-sel neuron motorik akan membentuk unit motorik. Unit inilah yang kemudia berfungsi untuk mengendalikan gerakan dan kontraksi otot. Kedutan ternyata terjadi ketika unit motorik memberi sinyal pada otot untuk berkontraksi secara terus menerus dan enggak terkendali. Akibatnya, kita akan mengalami kedutan selama beberapa saat. Sebenarnya kedutan enggak bahaya. Tapi kalau terjadi berulang kali, Beauty harus waspada ya.

Orang yang sering mengalami masalah kedutan bisa jadi tanda penyakit syaraf yang serius. Beauty harus berhati-hati jika kedutan yang dialami cukup lama, enggak mereda, atau otot terasa lemas setelah kedutan. Beauty juga harus memperhatikan posisi otot mana yang berkedut, apakah sama atau berganti-ganti. Kalau posisinya sama dan frekuensinya engak berkurang setelah cukup lama, Beauty harus segera berkonsultasi dengan dokter ya. Beauty bisa berkonsultasi dengan dokter spesialis saraf.

Otot yang terlalu sering berkedut bisa jadi gejala penyakit yang mengancam nyawa! Beberapa penyakit seperti distrofi otot, amyotrophic lateral sclerosis, penyakit autoimun, neuropati, atau bahkan penyakit ginjal. Meskipun belum bisa dipastikan, dokter biasanya akan menggunakan tes darah untuk melihat kadar elektrolit dan fungsi tiroid. Selain itu, dokter juga akan melakukan berbagai tes lainnya seperti MRI atau CT untuk melihat tulang belakang dan otak. Untuk mendiagnosis penyakit tadi, Beauty sebaiknya mengikuti saran dan prosedur dari dokter ya.

Baca Juga: Cegah Obesitas Anak, Ternyata Peran MPASI untuk Jadi Fondasi Kesehatan Si Kecil Penting Banget Lho Moms! Simak Yuk

Baca Juga: Gak Cuma Pakai Sabun, 3 Bahan Alami Ini Bisa Tingkatkan Kesehatan Tubuh Jika Dipakai Mandi Lho! Kamu Mau Coba Gak Beauty?

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.