Menu

Survei UNDP: UMKM yang Dikelola Wanita Lebih Adaptif selama Pandemi daripada yang Dikelola Pria

21 Januari 2021 17:50 WIB
Survei UNDP: UMKM yang Dikelola Wanita Lebih Adaptif selama Pandemi daripada yang Dikelola Pria

Ilustrasi wanita single (Getty Images/Steve Debenport)

HerStory, Bandung —

Selama masa pandemi, sektor ekonomi mengalami banyak penurunan termasuk di bidang usaha mikro, kecil dan menengah atau UMKM. Sembilan dari sepuluh UMKM di Indonesia mengalami penurunan permintaan produk mereka selama pandemi.

Sementara itu, menurut laporan baru oleh Progam Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa/United Nations Development Programme (UNDP) dan Lembaga Penelitian Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Universitas Indonesia lebih dari 80 persen telah mencatat keuntungan yang lebih rendah.

Meski demikian, dalam acara perilisan laporan tersebut (21/01/2021) ditemukan fakta bahwa UMKM yang dikelola oleh wanita lebih adaptif dengan perubahan-perubahan yang terjadi selama pandemi.

Irma Sustika dari komunitas Womenpreneur Community mengatakan, hal ini bisa saja terjadi karena ketika wanita berbisnis, mereka cenderung lebih hati-hati dam mempertimbangkan lebih banyak risiko dari tindakan yang akan diambil.

Dalam komunitas tersebut, Irma juga turut membina dan membuka akses pasar bagi wanita yang mengelola UMKM dari awal sampai akhir.

"Membina dan buka akses pasar. Pasar dan pembinaan jadi hal kunci di UMKM," tuturnya.

Irma menambahkan, sebelum melakukan pendanaan atau pembiayaan, para wanita perlu dibekali dengan kemampuan pengelolaan yang baik.

"Kalau pembiayaan dulu, pasar nggak ada, dana yang diterima juga habis begitu saja. Jadi lebih baik benahi produk dan pelaku usaha, konsep bisnis, akses pasar dibuka, jadi saat butuh biaya, jelas dipakai apa (biayanya). Jadi lebih mudah beradaptasi," ujarnya.

Meski demikian, hal yang berbanding terbalik juga ditemukan dalam laporan ini. Laporan tersebut juga menunjukkan bahwa wirausahawan perempuan - yang seringkali tidak memiliki akses pendanaan, juga mengalami kemunduran. Lebih dari 37 persen UMKM milik perempuan mengalami kerugian pendapatan antara 40 dan 60 persen. 

Temuan-temuan ini diharapkan dapat menjadi pedoman bagi para pemangku kebijakan untuk menerapkan aturan dan memberikan bantuan supaya perekonomian di Indonesia, khususnya di sektor UMKM dapat tetap tumbuh kedepannya.

Baca Juga: Bantu UMKM untuk Beralih Ke Digital, TikTok Hadirkan Pelatihan Maju Bareng TikTok, Simak Programnya Yuk!

Baca Juga: Dukung UMKM Lokal, Shopee 11.11 Big Sale Gaet Basboi dan Ladang Lima untuk Rajut Budaya Melalui Karya, Seru Banget!

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.