Juru bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, Mohammad Syharil menyebut jika kasus sifilis di Indonesia naik 70 persen dalam kurun waktu lima tahun terakhir, yakni dari 2018 sampai 2022 kemarin.

Seperti dikeathaui, sifilis atau penyakit raja singa adalah Infeksi Menular Seksual (IMS) yang disebabkan oleh bakteri Treponema Pallidium. Salah satu faktor penyebabnya yaitu lantaran sering gonta-ganti pasangan seksual.

Sebab, penyakit ini bisa menular dengan cepat melalui hubungan intim, cairan, atau transfusi darah. Selain itu, ibu hamil yang terinfeksi penyakit ini juga bisa menularkan sifilis ke janin yang ada di dalam kandungan.

Tak hanya itu saja, persalinan lewat pervaginam atau normal dan menyusui juga bisa menjadi media penularan sifilis dari ibu ke bayi. Nah, bayi yang tertular ini bisa mengalami kerusakan organ dalam Moms.

Lantas apa yang harus dilakukan ibu hamil untuk mencegah kemungkinan buruk ini? 

Dokter Syharil sendiri menghimbau kepada seluruh masyarakat Indonesia agar setia dengan satu pasangannya saja. Sebab, dengan bergonta-ganti pasangan bisa meningkatkan risiko tertular penyakit tersebut.

Namun, jika ibu hamil sudah terinfeksi penyakit ini, Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi, Muhammad Fadli mengatakan agar ibu hamil melakukan pengobatan suntikan Penicilin-G sebelum melahirkan.

"Kita melakukan treatment. Kalau ibu hamil biasanya kita melakukan suntikan Penicilin-G, dan kita evaluasi. Seharusnya sudah diobati 30 hari atau kurang lebih satu bulan sebelum dia lahiran untuk mencegah penularan ke bayi," kata Dokter Fadli, dikutip dari laman CNN, Senin (22/5/2023).

Baca Juga: Bisa Menyebabkan Keguguran, Begini Cara yang Tepat untuk Pengobatan Ibu Hamil Pengidap Sifilis, Segera Lakukan Moms!

Baca Juga: Ibu Hamil Berisiko Tinggi Tularkan Sifilis ke Jabang Bayi, Apa yang Harus Dilakukan?