Ilustrasi membuktikan pasangan selingkuh (Sumber/iStockphoto)
2. Otak Terbiasa untuk Berbohong
Selingkuh terjadi karena banyak alasan yang berbeda. Ada banyak faktor berbeda yang dapat mempengaruhi kemungkinan seseorang untuk selingkuh. Namun jika seseorang melakukan hubungan gelap di belakang pasangannya sekali, itu berpotensi besar terulang kembali.
Sebuah studi pada 2016 yang diterbitkan di Nature Neuroscience menemukan, seiring waktu, orak orang yang berselingkuh akan terbiasa berbohong. Ini membuat mereka lebih sering menipu pasangannya di kemudian hari.
3. Memiliki Tingkat Monoamine Oxidase A Lebih Rendah
Jika pasangan adalah seseorang yang menghargai pengalaman, persaingan, dan kekuatan, mereka mungkin termasuk dalam kategori "pencari sensasi."
Newsweek melaporkan, kelompok orang ini cenderung memiliki kadar monoamina oksidase A lebih rendah. Ini merupakan enzim yang membantu menentukan tingkat dopamin di otak. Individu dengan kadar monoamina oksidase A lebih rendah cenderung berperilaku agresif.
4. Memiliki Tingkat Testosteron Lebih Tinggi
Kadar testosteron juga dipengaruhi dari perilaku berselingkuh. Sebuah studi pada 2007 yang diterbitkan di Hormones and Behavior menemukan, orang yang berselingkuh memiliki kadar testosteron lebih tinggi.
Mungkin sebagian pria menganggap testoteron tinggi sangat penting dan menentukan kejantanan. Padahal, jika kadar testosteron tinggi maka bisa mendatangkan masalah pada pria.
Kadar testoteron tinggi dikaitkan pengambilan keputusan impulsif. Mereka akan membuat keputusan tergesa-gesa tanpa memikirkan dampak yang ditimbulkan.
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.