Johanna Gani, CEO Grant Thornton Indonesia. (Dok. Istimewa/Grant Thornton)
Saat ini diskriminasi berdasarkan gender masih terjadi pada seluruh aspek kehidupan. Meski kemajuan sudah cukup pesat, kesetaraan gender masih tetap diperjuangkan.
Terkait hal tersebut, Grant Thornton melalui laporan tahunan Women in Business 2023 dengan tema "The Push for Parity" menyoroti pentingnya percepatan tindakan dari bisnis skala menengah dalam mendorong terjadinya keseimbangan lebih cepat.
Hasil survei menunjukkan untuk bisnis yang mengadopsi cara kerja hybrid, 34% pemimpin senior mereka adalah wanita. Sedangkan di bisnis yang sepenuhnya fleksibel yang membolehkan staf mereka memilih cara dan tempat mereka bekerja mampu mencetak 36% wanita dalam kepemimpinan senior mereka.
Gak hanya itu, bisnis di skala menengah banyak menawarkan program kepemimpinan sebagai salah satu upaya perusahaan untuk melahirkan pemimpin yang transparan dan mendukung penuh kesetaraan sebagai salah satu budaya perusahaan.
“Survei ini menunjukkan semakin banyak bisnis kelas menengah yang mulai menyadari pentingnya keberagaman gender di dalam perusahaan mereka, hal ini dikarenakan keberagaman gender di dalam kepemimpinan senior dalam suatu perusahaan ternyata membawa berbagai keuntungan finansial, seperti peningkatan kualitas kinerja organisasi, kesejahteraan pegawai, efektivitas dalam pembuatan keputusan, serta reputasi perusahaan yang lebih baik," kata Johanna Gani, CEO Grant Thornton Indonesia, dikutip dari keterangan resminya, Sabtu (27/5/2023).
Untuk mendorong keseimbangan, Grant Thornton pun juga memberikan 5 rekomendasi untuk perusahaan dalam menciptakan lingkungan kerja yang mendukung kesetaraan gender dan menciptakan budaya inklusif. Yuk, simak baik-baik, ya!
1. Menawarkan Fleksibilitas
Perusahaan harus bisa menawarkan sistem kerja yang fleksibel untuk menciptakan kesetaraan gender yang lebih besar pada tingkat manajemen level.
2. Adanya niat yang lebih besar untuk mendorong kesetaraan gender
Mempercepat dan terus berperan aktif dalam merancang berbagai program yang mendorong adanya lingkungan kerja yang lebih inklusif di tingkat senior manajemen untuk wanita, khususnya juga dari senior manajemen pria yang harus lebih menciptakan kesempatan untuk wanita mencapai level senior manajemen.
3. Bersikap transparan dan terus membina para wanita
Menyediakan program kesejahteraan dan pendampingan karyawan yang secara aktif mendukung wanita menjadi pemimpin senior
4. Bijak dalam membuat dalam keputusan
Perusahaan yang mengharuskan pekerjanya untuk bekerja dari kantor harus mempertimbangkan dampak yang akan terjadi dalam perwujudan kesetaraan gender, terutama pada wanita. Perusahaan perlu memahami bahwa ini mungkin memiliki konsekuensi yang gak diinginkan.
5. Tetap memantau dan terus menyempurnakan berbagai peraturan perusahaan
Tetap perhatikan apabila ada dampak negatif ketika karyawan bekerja dari rumah, pahami potensi kerugian yang dapat ditimbulkan dengan adanya kebijakan tersebut dan tanggap dalam memberikan solusi untuk permasalahan tersebut.
“Dalam rangka mendukung percepatan tersebut, perlu adanya dukungan penuh dari pemerintah, investor, klien, dan juga konsumen. Selain itu, perusahaan juga perlu mengkaji inovasi-inovasi untuk mendorong keseimbangan gender dan menciptakan lingkungan kerja yang inklusif dan mendukung,” tutup Johanna.
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.