Gerakan Transisi PAUD ke Sekolah Dasar (SD) yang Menyenangkan. (Kemendikbudristek/Edited by HerStory)
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Bidang 1 OASE KIM, dan Ketua Umum Dharma Wanita Persatuan (DWP), Franka Makarim turut mengungkapkan apresiasi kepada bunda-bunda PAUD yang sudah mengajarkan orangtua dan mendukung gerakan transisi PAUD ke SD untuk mematahkan miskonsepsi tersebut.
“Saya yakin transisi anak-anak kita dari PAUD ke SD apabila itu menyenangkan dan tidak traumatis, dampak yang bunda-bunda lakukan akan sangat dipegang dan diingat sepanjang hayat mereka sebagai pelajar sepanjang hayat,” ujar Franka.
Nanny Hadi Tjahjanto, Anggota Bidang 1 OASE KIM, dan Penggerak Pendidikan, mengatakan, Bunda PAUD merupakan sosok hebat yang turun langsung menghadapi miskonsepsi pada praktik pembelajaran PAUD dan SD.
Nanny menambahkan, perlu adanya penekanan dalam meniadakan tes calistung karena hal tersebut menjadi momok bagi guru-guru PAUD.
“Itulah yang perlu ditekankan kembali untuk masyarakat Indonesia tahu bahwa yang dimaksud dengan Merdeka Belajar adalah pembelajaran secara bermain, seperti yang sudah diterapkan oleh para guru PAUD. Sehingga disaat 100 tahun Indonesia merdeka, anak-anak ini akan menjadi generasi Indonesia Emas,” tegas Nanny.
Elvira Berta, Bunda PAUD Kabupaten Timor Tengah Utara, menyampaikan miskonsepsi di Timor Tengah Utara masih ada.
Pembelajaran yang dilaksanakan di SD belum menyenangkan karena para guru beranggapan di PAUD anak-anak sudah belajar membaca, padahal gak semuanya seperti itu.
“Saya harap dengan adanya gerakan ini, miskonsepsi yang terjadi di Kabupaten kami dapat teratasi,” tutup Elvira.
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.