Menu

Tergolong Langka, Kenali Penyakit Kelainan Autoimun SPS

08 Juni 2023 21:00 WIB
Tergolong Langka, Kenali Penyakit Kelainan Autoimun SPS

Ilustrasi penyakit autoimun. (iStockphoto/portokalis)

Selain itu, gejala SPS dapat muncul pada berbagai rentang usia tetapi puncak insidensinya sering terjadi pada usia 30 hingga 40 tahun. Pada usia tersebut ada kecenderungan untuk gejala SPS mulai timbul atau memburuk.

Untuk mendiagnosis SPS, dokter dapat melakukan beberapa pemeriksaan, termasuk tes darah untuk antibodi yang dapat dilakukan untuk mendeteksi keberadaan antibodi otoantibodi, seperti antibodi terhadap enzim glutamat dekarboksilase (GAD). Keberadaan antibodi GAD yang tinggi dapat menjadi petunjuk penting dalam mendiagnosis SPS.

Selanjutnya, elektromiografi (EMG) adalah tes yang digunakan untuk mengukur aktivitas listrik dalam otot. Pada SPS, EMG dapat menunjukkan aktivitas otot yang tidak normal atau meningkat, yang dapat membantu dalam mendiagnosis kondisi ini.

Selain itu, pada pemeriksaan pungsi lumbal (lumbal puncture), dokter menggunakan jarum untuk mengambil sampel cairan tulang belakang (cairan serebrospinal) dari ruang sekitar sumsum tulang belakang.

Cairan tersebut kemudian diperiksa untuk mendeteksi keberadaan antibodi terhadap GAD atau tanda-tanda peradangan atau infeksi lainnya.

Sayangnya, hingga saat ini belum ada obat untuk SPS. Adapun perawatan hanya untuk membantu mengelola gejala dan mencegah kondisi menjadi lebih buruk.

Namun, biasanya dokter akan mencoba mengesampingkan penyebab lain yang mungkin menyebabkan gejala serupa sebelum membuat diagnosis akhir.

Baca Juga: Berkaca dari Penyakit Erika Carlina, Terkuak Penyebab Awal Sang Selebgram Derita Autoimun, Kok Bisa Sih?

Baca Juga: Berkaca dari Denise Chariesta yang Idap Penyakit Autoimun, Kira-kira Berdampak Pada Kandungan Gak Ya?

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.

Halaman:

Share Artikel:

Oleh: Nailul Iffah