Menu

Jadi Generasi yang Melek Teknologi, Gen-Z Tanah Air Siap Kontribusi Penuh dalam Aksi Sustainability

14 Juli 2023 15:25 WIB
Jadi Generasi yang Melek Teknologi, Gen-Z Tanah Air Siap Kontribusi Penuh dalam Aksi Sustainability

Elvera N. Makki President IABC Indonesia (kedua dari kiri) dan Bambang Susantono, Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (ketiga dari kiri), dan Emil Elestianto Dardak, Wakil Gubernur Provinsi Jawa Timur (kedua dari kanan). (Dok. Press Release)

HerStory, Jakarta —

Isu sustainability atau keberlanjutan dalam beberapa tahun terakhir menjadi sorotan yang signifikan di dunia internasional, termasuk Indonesia. Melihat hal itu, Berbagai institusi pun berupaya mengatasi tantangan ini dan berusaha menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan bagi generasi mendatang.

Penting untuk diketahui, Isu-isu dan tantangan yang paling mendesak utamanya terkait perubahan iklim ekstrem, risiko punahnya keanekaragaman hayati, kesenjangan sosial dan gender, serta tantangan keberagaman dan inklusivitas, yang menjadi masalah kritis bagi organisasi, pemerintah, dan individu.

Oleh karena itu, International Association of Business Communicators (IABC) Indonesia menyelenggarakan Mid-Year Conference 2023 bertema Sustainability Today, Legacy for Tomorrow. Acara ini bertujuan untuk berdiskusi dan memaparkan hasil survey akan isu-isu keberlanjutan khususnya dilihat dari sisi Milenial dan Gen-Z, sebagai generasi yang paling melek terknologi.

Salah satu hasil survei yang diadakan IABC Indonesia terhadap 127 responden Gen Z usia 19-26 tahun di Indonesia dan luar negeri, menyatakan lebih dari 90 persen responden menyetujui perlindungan terhadap lingkungan harus menjadi prioritas bagi pemerintah dan masyarakat. Mereka juga melihat adanya urgensi berempati terhadap kelompok yang rentan dan minoritas, termasuk disabilitas, serta komunikasi berperan penting dalam meningkatkan kesadaran akan keberlanjutan.

Menurut survei IABC Indonesia yang diadakan dalam rentang waktu 9 hari mulai dari 28 Juni hingga 7 Juli 2023, terungkap 90,5 persen responden setuju bahwa institusi harus mengintegrasikan praktik keberlanjutan dalam operasional mereka. 

Berdasarkan survey ini, para–Gen Z sangat setuju penggunaan energi terbarukan dan pengurangan emisi karbon (48,8 persen) serta mengurangi penggunaan plastik sekali pakai (60,6 persen) dapat membantu mengurangi dampak perubahan iklim.

Perubahan iklim menjadi isu penting dalam praktik keberlanjutan, untuk itu sebanyak 52,8 persen responden sepakat bahwa upaya perlindungan lingkungan harus menjadi prioritas bagi pemerintah dan masyarakat. Serta 45,7 persen responden mendorong pemerintah untuk memberikan insentif khusus kepada perusahaan yang mengadopsi praktik bisnis berkelanjutan.

Sebanyak 46,5 persen Gen Z yakin bahwa dengan upaya komunikasi yang tepat, tujuan praktik keberlanjutan dapat lebih cepat terwujud. Untuk itu, profesional Komunikasi memiliki peran penting dalam mewujudkan keberhasilan praktik keberlanjutan.

“IABC memiliki posisi sebagai katalisator dan pemantik akselerasi pencapaian tujuan keberlanjutan di Indonesia melalui komunikasi efektif dan berdampak. Acara ini bertujuan agar peserta dapat menerapkan konsep “3 More”, yaitu more listening, more learning, and more doing," jelas Elvera N. Makki, ABC, SCMP, selaku President IABC Indonesia, melalui keterangan pers yang diterima HerStory pada Jumat (14/07/2023).

Lanjutnya, sebagai praktisi komunikasi, Elvera mengaku harus lebih banyak mendengarkan, belajar hal-hal baru, dan melakukan aksi lebih banyak yang memberikan dampak positif terhadap keberlanjutan.

Menambahkan, Usman Kansong selaku Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) juga memberikan pendapatnya, "Kesadaran akan praktik keberlanjutan mungkin belum banyak dimiliki oleh masyarakat umum, bahkan tidak menjadi prioritas dalam kehidupan sehari-hari. Langkah yang diambil IABC untuk mengambil peran dalam mendorong keberhasilan praktik keberlanjutan adalah hal yang harus kita dukung Bersama. Praktisi PR harus menjadi garda terdepan untuk membantu mengkomunikasikan kesadaran akan praktik keberlanjutan," terangnya.

Sebagai pelopor praktik konsumen berkelanjutan yang melek akan teknologi, pandangan Gen-Z juga mendorong kelompok usia lain untuk berkontribusi melakukan gaya hidup berkelanjutan. 

Dalam kaitannya melakukan aksi nyata keberlanjutan, sebanyak 90,6 persen responden Gen-Z menyatakan akan sukarela turut berpartisipasi. Bahkan, 40,2 persen responden akan merasa sedih jika tidak bisa ikut serta dan 60,6 persen akan merasa bahagia jika bisa terlibat langsung.

Dengan pengetahuan dan pemahaman yang lebih baik tentang isu-isu keberlanjutan, serta akses mudah ke teknologi dan media sosial, Gen-Z mampu memberikan kontribusi yang signifikan dalam mengubah perilaku konsumen menuju gaya hidup yang lebih berkelanjutan. Melalui upaya kolaboratif dan penggunaan teknologi yang kreatif, generasi muda dapat mengakselerasi perubahan dan menciptakan dampak positif dalam masyarakat secara keseluruhan.

Hal itu pun sejalan dengan prinsip pembangunan Ibu Kota Nusantara di Kalimantan bagian timur, yakni Green (Hijau), Smart (Pintar), Inclusive (Inklusif), Resilient (Ketangguhan), and Sustainable (Berkelanjutan).

“Konsep pembangunan Ibu Kota Nusantara berfokus untuk menjadikannya kota hutan yang pintar dan berkelanjutan, dan ini merupakan konsep yang pertama di dunia. Jadi, dari sekitar 256.000 hektar area IKN, 65 persennya akan ditransformasikan menjadi hutan tropis,” ujar Bambang Susantono, Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) yang menjadi Keynote Speaker dalam konferensi ini.

Baca Juga: Kupas Tuntas Perbandingan Millenial dan Gen Z saat Belanja Produk Kecantikan, Kamu Tipe yang Mana Nih Beauty?

Baca Juga: Kini Digelar di Kuala Lumpur, AYIMUN 14th Beri Kesempatan Emas bagi Gen Z untuk Belajar Berdiplomasi!

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.

Share Artikel:

Oleh: Clara Aprilia

Artikel Pilihan