Ilustrasi timbul bercak merah pada kaki. (Pinterest/Freepik)
Menurut Dr. Singh, neuropati dan sirkulasi yang buruk dapat menyebabkan ulkus kaki, yaitu luka terbuka yang lambat sembuh dan rentan terhadap infeksi. Ulkus ini membutuhkan perawatan dan penanganan luka yang cermat untuk mencegah konsekuensi serius.
Juga dikenal sebagai kelainan bentuk kaki diabetik, kondisi ini dapat menyebabkan patah tulang dan dislokasi pada kaki karena tulang yang melemah dan kerusakan sendi. Gejalanya meliputi kemerahan, bengkak, dan kelainan bentuk pada kaki atau pergelangan kaki.
“Diabetes dapat menyebabkan perubahan penampilan kulit, seperti kekeringan, pecah-pecah, dan risiko infeksi jamur atau bakteri yang lebih tinggi,” kata Dr. Singh.
Meskipun hubungan pasti antara diabetes dan RLS tak sepenuhnya dipahami, beberapa penelitian menunjukkan adanya keterkaitan. Pasien dengan RLS mengalami sensasi tidak nyaman di kaki mereka, seringkali berkurang dengan gerakan.
Karenanya, sangat penting bagi penderita diabetes untuk memantau kadar gula darahnya secara teratur, mengikuti diet sehat, melakukan aktivitas fisik secara teratur, dan minum obat yang diresepkan atau insulin seperti yang diarahkan oleh penyedia layanan kesehatan mereka. Gak cuma itu, perawatan kaki rutin dan pemeriksaan rutin dengan profesional kesehatan sangat penting untuk mengidentifikasi potensi komplikasi sejak dini.
Dr. Singh juga mengatakan, para ahli kesehatan menekankan pentingnya pendidikan pasien dalam manajemen diabetes.
“Memahami gejala yang terkait dengan komplikasi kaki terkait diabetes memberdayakan pasien untuk mencari perhatian medis segera bila diperlukan, membantu mencegah perkembangan kondisi dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan. Seperti kondisi medis lainnya, deteksi dini dan manajemen komprehensif adalah kunci keberhasilan perawatan diabetes,” kata Dr. Singh.
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.