Ilustrasi foto Fuji An. (HerStory/Wafi)
Kelainan sumsum tulang belakang terjadi akibat enggak sempurnanya pembentukan satu atau beberapa ruas tulang belakang (vertebra). Kondisi ini menyebabkan tulang belakang melengkung ke samping. Karena salah satu area vertebra tumbuh lebih lambat.
Selanjutnya adalah infeksi tulang belakang. Infeksi ini sering kali disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli, di mana menyebar lewat aliran darah.
Struktur tulang belakang yang terinfeksi bisa rusak sehingga menimbulkan kecacatan, seperti skoliosis. Skoliosis akibat infeksi tulang belakang biasanya perlu dioperasi.
Berdasarkan studi dalam Journal of Children’s Orthopaedics, orang yang pernah menjalani bedah dinding dada saat bayi berisiko lebih tinggi mengalami skoliosis. Risiko kian meningkat apabila bedah dilakukan pada tulang rusuk keenam atau lebih.
Pembedahan yang dilakukan di tulang rusuk dapat memberikan beban lebih pada tulang belakang. Tulang belakang pun bisa bergeser ke samping dan berkembang menjadi skoliosis.
Gangguan fungsi sarag dapat menyebbakan skoliosisi. Bahkan, kondisi ini bisa menyebabkan skoliosis berkembang dengan cepat sehingga diperlukan pembedahan.
Salah satu gangguan fungsi saraf yang bisa sebabkan skoliosis, yaitu lumpuh otak atau cerebral palsy. Lumpuh otak adalah kerusakan otak pada bayi dan anak yang menyebabkan gangguan gerak motorik.
Menurut riset dalam Journal Of Spine Surgery, sebanyak 21–64 persen penderita lumpuh otak mengalami skoliosis.
Itu dia deretan penyebab skoliosis, semoga membantu Beauty mendapatkan informasi ya!
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.