Lima organisasi profesi Dokter, yaitu PABI, PERDICI, PERDOSKI, PERGEMI, dan IDAI yang bergabung dalam satu kelompok kerja ahli. Meluncurkan konsensus peningkatan kesadaran dan pencegahan Medical Adhesive-Related Skin Injury (MARSI). (Iffah/HerStory)
Di kesempatan yang sama, dr. Heri Setyanto, Sp.B; selaku perwakilan dari PABI, menyebut MARSI juga menimbulkan kerusakan pada permukaan kulit yang mengakibatkan timbul rasa nyeri, infeksi luka, perluasan luka, dan lambatnya penyembuhan luka.
“MARSI membuat masa pemulihan penyakit jauh lebih lama, seharusnya penyakit sudah selesai, dan pasien bisa kembali normal. Ternyata malah timbul masalah baru,” ujar dr. Heri.
Dampak dari MARSI juga akan jauh lebih parah jika dialami oleh kelompok pasien dengan faktor risiko. Salah satu golongan yang sangat rentan mengalami MARSI ada pada golongan usia lanjut.
Hal ini disebabkan karena jaringan kulit pada lansia cenderung rapuh karena kehilangan kelembapan dan kekenyalan yang menjadi faktor tersendiri penyebab semakin tingginya risiko MARSI.
Sebuah studi prevalensi yang dilakukan selama 28 hari, yang menunjukkan bahwa pasien 65-74 tahun dalam perawatan penyakit, rata-rata mengalami cedera kulit akibat perekat medis sebesar 21 persen. Studi lain juga menunjukkan bahwa setiap 100 pasien lansia yang menerima perekat medis, akan ada 55 pasien yang membutuhkan perawatan tambahan akibat MARSI.
"Dari konsensus yang kami para organisasi Dokter lakukan, kami bisa memberikan edukasi mengenai definisi, faktor, dampak, dan cara pencegahan MARSI,” tambah Heri.
Pencegahan MARSI bisa dimulai dari persiapan kulit, yaitu kamu bisa melakukan pencukuran bulu di area yang ingin diletakkan plester, lalu gunakan pelembap jika kamu merasa kulit kering atau tidak kenyal. Pastikan juga kulit tetap bersih dan kering.
Pemilihan bahan plester medis yang sesuai juga penting, gunakan plester dari bahan silikon. Selalu perhatikan cara pemasangan dan pelepasan perekat medis tersebut agar tidak menimbulkan luka pada tangan.
“MARSI memberikan dampak yang tidak kecil, karena saraf akan terbuka, dan penderita akan terasa nyeri,” tutup dr Heri.
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.