Menu

Bawa Batik Kudus ke Kota Kretek, Denny Wirawan Hadirkan Koleksi ‘Sandyakala Smara’, Intip Yuk!

07 September 2023 18:00 WIB
Bawa Batik Kudus ke Kota Kretek, Denny Wirawan Hadirkan Koleksi ‘Sandyakala Smara’, Intip Yuk!

Denny Wirawan mempersembahkan sebuah pagelaran tunggal bertajuk Langkah Spring Summer Collection 2023 di Grand Ballroom InterContinental Jakarta Pondok Indah, Rabu (28/9/2022). (Riana/HerStory)

Di Kota Kudus, popularitas batik yang sudah menjadi komoditas di tahun 1500an. Eksistensi Batik Kudus kian berkembang, utamanya pada tahun 1935 hingga dekade 1970-an. Batik yang diproduksi dengan penggarapan yang halus ini seringkali dikenakan oleh kalangan menengah ke atas. 

Pada perkembangannya, Batik Kudus mulai mengalami kemunduran pada tahun 1980-an. Kemunduran ini ditandai dengan semakin menurunnya jumlah pengrajin batik lantaran kemunculan batik printing dengan proses pembuatan yang lebih cepat dan harga yang lebih murah, sehingga membuat para pengrajin Batik Kudus mengalami gulung tikar karena tidak mampu beradaptasi. 

Sejak tahun 2010, Bakti Budaya Djarum Foundation melakukan program pembinaan kepada para pengrajin Batik Kudus dan menghidupkan kembali para pengrajin yang tadinya telah beralih profesi, serta memupuk generasi baru penerus kerajinan Batik Kudus. Di tahun 2015, Bakti Budaya Djarum Foundation mulai berkolaborasi dengan desainer Denny Wirawan untuk mengangkat Batik Kudus dengan sentuhan unik dan inovatif. 

Denny Wirawan menyatakan, “Koleksi Sandyakala Smara tak hanya sekadar busana, namun juga sebuah perjalanan budaya dan kreativitas yang mempertemukan antara masa lalu dan saat ini dengan harmoni. Sebuah perwujudan serta penghormatan atas warisan keindahan wastra dengan pembaruan yang dikemas dalam estetika yang memukau.”

Pagelaran busana ini diselenggarakan di bawah langit senja yang indah, mengambil lokasi di Rumah Adat Kudus Yasa Amrta. Acara ini bukan hanya sekadar pagelaran busana, tetapi juga merupakan sebuah peresmian bagi Rumah Adat Kudus Yasa Amrta yang diambil dari bahasa Sansekerta yang memiliki makna kemuliaan abadi. Rumah adat Kudus yang juga disebut Joglo Pencu merupakan rumah tradisional yang mempesona dengan gaya arsitektur yang begitu khas dan indah.

Bangunan Joglo Pencu menampilkan dominasi ukiran-ukiran yang tak hanya bersifat dekoratif, melainkan juga sarat dengan makna filosofis yang mendalam. Dengan suasana senja yang memancarkan pesona sendiri, acara ini tidak hanya menghadirkan keindahan busana, tetapi juga menghormati warisan budaya dan seni arsitektur yang kaya di Kudus, menciptakan pengalaman yang tak terlupakan bagi semua yang hadir.

"Sandyakala Smara ini adalah sebuah persembahan istimewa sekaligus menghargai perjalanan panjang dalam berkarya melalui kain dan pola yang telah memberikan warna baru bagi dunia mode Indonesia. Semoga keindahan Batik Kudus yang ditampilkan dengan latar belakang langit dan rumah adat Kudus memberikan pengalaman berbeda yang menggugah hati dan merayakan warisan budaya yang kaya di tengah kita," tutup Renitasari.

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.

Halaman:

Share Artikel:

Oleh: Noorma Amalia Siregar

Artikel Pilihan