Menu

Pengrajin Batik Makin Berkurang, Batik Concept Gencarkan Edukasi dan Inovasi untuk Regenerasi Pengrajin Batik Muda

02 Oktober 2023 12:05 WIB
Pengrajin Batik Makin Berkurang, Batik Concept Gencarkan Edukasi dan Inovasi untuk Regenerasi Pengrajin Batik Muda

Batik tulis di Batik Concept (dok. istimewa)

Edukasi dan promosi harus selalu digalakkan agar generasi muda semakin paham nilai-nilai dari warisan budaya Indonesia. Peran pemerintah di sini pun sangat penting untuk memfasilitasi sekaligus mendukung event-event bertema batik atau wastra Nusantara. 

“Kalau anak muda sering terekspos dengan dunia batik, makin lama mereka bisa mengerti valuenya, dan mengerti betapa rumitnya membatik. Itulah sebabnya diperlukan edukasi dan promosi karena semua bersinergi dalam creating a demand. A demand for batik. Ketika demand naik otomatis upah pengrajin batik bisa lebih tinggi juga, dan ini berkesinambungan dengan kesejahteraan para pengrajin batik,” ujar Juan Sidharta. 

“Kami sendiri sudah berulang kali meluncurkan campaign agar anak-anak muda tertarik mengenakan batik dalam kegiatan sehari-hari mereka. Jika dilakukan secara konsisten dan mengikuti perkembangan zaman, tidak menutup kemungkinan regenerasi pengrajin batik akan kembali berjalan,” tambahnya. 

Selain menggencarkan edukasi dan promosi, Batik Concept telah melakukan sejumlah inovasi menarik dalam setiap koleksinya. Mulai dari merilis koleksi batik bermotif kontemporer, serta bereksperimen memainkan warna-warna yang lebih berani untuk menanggalkan kesan kolot dan kuno. 

Ya, meskipun harga batik tulis cenderung lebih mahal dibandingkan batik cap atau print, Gisella mengatakan, ada alasan tersendiri mengapa ia dan kedua partnernya memilih produk batik tulis sebagai lini bisnis utama mereka.

“Kami memang lebih memilih batik tulis karena teknik membatik itulah yang kami mau lestarikan. Jangan sampai terus menjadi dying tradition. Di samping itu, kami juga mau mendukung home industry khususnya para pengrajin yang menggantungkan hidupnya dari membatik,” ungkap Gisella. 

“Namun terlepas dari itu semua, kami berharap dan selalu mendorong anak-anak muda untuk bangga mengenakan batik. Any batik is ok, even better if we can preserve our cultural inheritance by promoting batik tulis. Kenapa saya bilang any batik is ok, karena memang batik tulis itu mahal, tidak semua orang mau sisihkan budget untuk beli batik tulis,” tandasnya

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.

Halaman:

Share Artikel:

Oleh: Ida Umy Rasyidah

Artikel Pilihan