Ilustrasi cewek botak (Unsplash/Markus Spiske)
Masalah rambut bukan hanya sekadar rambut berketombe, rambut kering, atau rambut lepek saja. Ada masalah yang lebih serius, yaitu kerontokan yang akhirnya menyebabkan kebotakan, kamu pernah mengalaminya gak Beauty?
Usut punya usut, menurut dr. Tirtawati Wijaya, SE setidaknya ada 8 jenis kebotakan rambut yang bisa menyerang siapa saja, termasuk Beauty? Kira-kira karena apa ya Beauty, simak yuk!
Kebotakan ini terjadi karena hormon androgen. Rupanya jenis kebotakan ini pun paling sering terjadi, ada sekitar 2 dari 3 pria yang mengalami kerontokan hal ini.
"Sedangkan pada perempuan sekitar 50%. Kebotakan ini umumnya bersifat keturunan, di mana risiko mengalami kebotakan ini meningkat bila ada anggota keluarga kandung yang mengalami hal yang sama," jelas dr. Tirtawati.
Kebotakan jenis ini dikenal sebagai pitak koin. Hal ini karena kerontokan rambut terjadi hanya di beberapa bagian saja, bisa di kepala, alis, bulu mata, dan bagian tubuh lain yang ditumbuhi rambut.
"Kondisi ini disebabkan oleh kelainan autoimun, di mana sistem kekebalan tubuh menyerang folikel rambut yang sehat sehingga pertumbuhan rambut terganggu dan rambut lebih cepat mati / rontok," tutur dr. Tirtawati.
Nah jenis pitak koin ini pun ada dua jenis:
Kebotakan ini terjadi di seluruh bagian kulit kepala, penyebabnya diduga karena kelainan autoimun.
Kebotakan ini terjadi di seluruh bagian tubuh, termasuk rambut ketiak, bulu mata, alis, dan bagian tubuh lainnya. Kelainan ini disebabkan oleh kelainan autoimun.
Kondisi ini bukan kebotakan, melainkan penipisan rambut. Biasanya disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya obat akibat kemoterapi, gangguan keseimbangan hormon seperti pada polycystic ovarium syndrome, penyakit tiroid, penggunaan kontrasepsi hormonal. Bisa juga karena stress emosional, dan lain sebagainya.
Kebotakan ini terjadi di area kulit yang mengalami peradangan atau kerusakan, misalnya karena luka bakar atau infeksi tertentu.
Nah, kebotakan jenis ini disebabkan karena traksi atau ditarik-tarik, misalnya pada seseorang yang sering mengikat rambutnya secara kuat dan lama.
Kondisi ini menyebabkan kerontokan rambut dalam jumlah banyak setelah melahirkan.
Untuk menyembuhkannya sendiri itu penanganannya berbeda. Para dokter akan menyesuaikan penangannya dengan faktor penyebabnya.
"Untuk androgenetic alopecia dapat digunakan minoxidil atau finasteride dalam jangka sangat panjang (dengan segala efek sampingnya); meski keduanya tidak dapat menyembuhkan kondisi yang sifatnya keturunan, namun setidaknya bisa meringankan kerontokan dan menunda terjadinya kebotakan dibandingkan bila tidak menggunakan obat tersebut," tutur dr. Tirtawati.
"Untuk alopecia yang disebabkan autoimun, obatnya berupa kortikosteroid dosis tinggi (dengan segala efek sampingnya) untuk menekan sistem kekebalan tubuh agar tidak menyerang folikel rambut. Demikian seterusnya, pemilihan obat disesuaikan dengan penyebabnya," jelas dr. Tirtawati.
Meski begitu, ada beberapa jenis alopecia yang bisa disembuhkan sendiri tanpa menggunakan obat. Rambut pun bisa tumbuh seperti semula jika penyebabnya sudah tak dilakukan lagi.
"contohnya postpartum alopecia, kebotakan karena kemoterapi, dan sebagainya. Selain obat, ada juga berbagai prosedur yang dapat digunakan untuk mengatasi alopecia seperti microneedling, injeksi plasma rich platelet (PRP), immunotherapy, dan sebagainya," tutur dr. Tirtawati.
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.