Ilustrasi istri lebih memilih anak daripada suami (Freepik/Edited by HerStory)
Dr. Rizky juga mengingatkan agar pasangan untuk menghindari komunikasi yang negatif, seperti menyalahkan, mengkritik, menghina, atau mengancam satu sama lain.
Pasangan juga harus menghindari komunikasi yang pasif-agresif, seperti diam, menghindar, atau bersikap sinis.
Waktu adalah salah satu hal yang berharga dalam pernikahan. Pasangan yang menikah harus bisa mengatur dan membagi waktu mereka antara pekerjaan, keluarga, teman, dan pasangan.
Pasangan juga harus bisa menikmati waktu bersama, baik untuk melakukan aktivitas rutin maupun spesial.
“Menjaga kualitas dan kuantitas waktu bersama adalah cara untuk menunjukkan perhatian dan kasih sayang kepada pasangan. Waktu bersama juga dapat meningkatkan keintiman dan kemesraan antara pasangan. Waktu bersama juga dapat menjadi kesempatan untuk berkomunikasi dan menyelesaikan masalah yang ada,” papar dr. Rizky.
Dr. Rizky menyarankan agar pasangan untuk membuat jadwal atau agenda waktu bersama, sesuai dengan kesepakatan dan ketersediaan mereka. Pasangan juga harus bisa memanfaatkan waktu bersama dengan sebaik-baiknya, tanpa gangguan dari pihak lain atau hal lain.
Setiap individu memiliki perbedaan dan kebutuhan yang unik, baik dari segi kepribadian, latar belakang, minat, hobi, atau gaya hidup.
Perbedaan dan kebutuhan ini tidak harus menjadi penghalang atau sumber konflik dalam pernikahan, asalkan pasangan bisa saling menghormati dan menghargai.
“Perbedaan dan kebutuhan individu adalah hal yang wajar dan alami dalam pernikahan. Pasangan harus bisa menerima dan menghargai perbedaan dan kebutuhan satu sama lain, tanpa mencoba mengubah atau mengontrol. Pasangan juga harus bisa memberikan ruang dan waktu untuk pasangan agar bisa mengekspresikan diri mereka,” tutur Dr. Rizky.
Dr. Rizky juga menekankan pentingnya toleransi dan fleksibilitas dalam pernikahan. Pasangan harus bisa menghormati pilihan dan keputusan pasangan, selama tidak merugikan diri sendiri atau orang lain. Pasangan juga harus bisa menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi yang berubah.
Kesehatan fisik dan mental adalah aspek yang sangat penting dalam pernikahan. Kesehatan fisik dan mental dapat mempengaruhi kualitas hidup, kinerja, mood, dan hubungan dengan pasangan.
Kesehatan fisik dan mental yang baik dapat membuat pasangan merasa bahagia, sehat, dan produktif.
“Menjaga kesehatan fisik dan mental adalah tanggung jawab masing-masing individu, namun juga dapat didukung oleh pasangan. Pasangan harus bisa menjaga kesehatan fisik mereka dengan pola hidup sehat, seperti makan bergizi, berolahraga, istirahat cukup, dan tidak merokok atau minum alkohol. Pasangan juga harus bisa menjaga kesehatan mental mereka dengan mengelola stres, bersikap positif, dan mencari bantuan jika perlu,” kata Dr. Rizky.
Dr. Rizky juga mengatakan bahwa pasangan harus bisa saling mendukung dan membantu satu sama lain dalam menjaga kesehatan fisik dan mental.
Pasangan harus bisa memberikan motivasi, saran, atau bantuan praktis kepada pasangan yang mengalami masalah kesehatan.
Pasangan juga harus bisa memberikan dukungan emosional, seperti menghibur, menguatkan, atau memeluk pasangan yang sedang sedih atau tertekan.
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.
Share Artikel:
Lihat Sumber Artikel di Akurat
Konten Sindikasi: Artikel ini merupakan kerja sama HerStory dengan Akurat. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi artikel yang tayang di website ini menjadi tanggung jawab HerStory.