Menu

Sering Dinormalisasi, Sangobion Ajak Para Wanita Aware Terhadap Gejala Anemia saat Menstruasi, Tiati Jadi Bahaya Beauty!

29 Agustus 2024 19:00 WIB
Sering Dinormalisasi, Sangobion Ajak Para Wanita Aware Terhadap Gejala Anemia saat Menstruasi, Tiati Jadi Bahaya Beauty!

Kampanye Sangobion #UbahCerita Ajak Perempuan Indonesia untuk Tak Lagi Menganggap Sepele Gejala Anemia saat Menstruasi (Herstory/ Ida Umy Rasyidah)

HerStory, Jakarta —

Beauty, siapa nih di sini yang masih menormalkan gejala pusing, lemas, pucat saat menstruasi dan menganggap hal itu biasa terjadi? Ternyata, gejala-gejala tersebut bisa mengindikasikan kamu mengalami anemia lho, Beauty.

Menurut Weni Kusumaningrum, Ketua Tim Kerja Kesehatan Anak Usia Sekolah dan Remaja, Direktorat Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, disebutkan jika angka penderita anemia di kelompok usia remaja sangat tinggi. Hal itu berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan.

"Kemenkes sudah memeriksa sekitar 2,9 juta kelompok usia remaja di kelas 7 dan 10. Hasilnya menyebutkan jika 25%  remaja tersebut menderita anemia. Itu artinya 1 dari 4 remaja tersebut mengalami anemia," tutur Weni dikutip Herstory di Peluncuran Kampanye Sangobion "Perempuan Indonesia Berani#UbahCerita" pada Kamis (29/8/2024).

Pemerintah pun terus berupaya untuk mencegah anemia di kelompok usia remaja agar bisa mencapai masa depan Indonesia tanpa stunting. Itu karena ibu yang anemia bisa membuat anak yang dilahirkannya mengalami stunting sehingga pencegahan anemia dimulai di usia remaja, yaitu rata-rata usia setelah menstruasi.

Lebih lanjut, dr. Linda Lestari, Sp.OG sebagai Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan menjelaskan jika stunting bisa dicegah dengan memperbaiki gaya hidup, salah satunya memenuhi asupan nutrisi lengkap, termasuk asupan dari zat besi.

"Gaya hidup yang turut menyumbang anemia, mulai dari karena kekurangan zat besi, asam folat, dan b12. Jika tubuh tak mendapatkan nutrisi tersebut dari makanan, maka bisa menyebabkan anemia,"  tutur dr. Linda di acara yang sama.

Sang dokter pun menegaskan untuk tak meremehkan gejala anemia, karena dampaknya bisa buruk. Bahkan faktanya, anemia pun bisa memengaruhi kesehatan jiwa, lho Beauty.

"Anemia sangat berdampak pada produktivitas. Otot mudah lelah, otak sulit konsentrasi. Sekarang mental health bisa berawal dari anemia. Otak kita punya sinyal neurotransmitter untuk berkomunikasi syaraf satu sama lain. Ada penelitian yang menyebut jika anemia bisa menyebabkan gangguan neurotransmitter sehingga menyebabkan mood swing, itu sebabnya pas menstruasi kerap mood swing, hal itu anemia," jelas dr. Linda.

Memahami kondisi tentang banyaknya orang yang menormalisasi gejala anemia, Sangobion pun meluncurkan kampanye "Perempuan Indonesia Berani#UbahCerita" agar para wanita di Indonesia bisa memenuhi kebutuhan zat gizinya dengan konsumsi suplemen agar terhindar dari bahaya anemia.

"Gejala anemia seperti rasa lelah, pusing kunang-kunang, hingga wajah pucat  yang perempuan alami ketika menstruasi sering dianggap sebagai hal yang biasa. Padahal, kondisi tersebut dapat terjadi karena kekurangan darah. Sangobion ingin mengajak perempuan Indonesia untuk berani #UbahCerita dengan memastikan bahwa mereka telah mencukupi kebutuhan zat besi hariannya, sehingga mereka  dapat tetap beraktivitas dan berkarya secara optimal tanpa gejala anemia, terutama saat menstruasi. Melalui kampanye ini, kami berharap edukasi yang disampaikan dapat memberikan pemahaman kepada perempuan Indonesia mengenai gejala anemia hingga solusi penanganan yang tepat," tutur Maithreyi Jagannathan selaku General Manager Personal Health Care P&G Indonesia.

Baca Juga: 3 Jenis Makanan yang Bisa Tambah Darah Alami, Cocok untuk Kamu yang Anemia

Baca Juga: Studi SANOIN Menyebutkan 1 dari 4 Orang di Asia Tenggara Mengidap Anemia, Intip Yuk Gejalanya!

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.

Share Artikel:

Oleh: Ida Umy Rasyidah